Menteri PUPR: Desain Parkir Rest Area Tol Harus Diubah

Untuk evaluasi kecukupan tempat istirahat (rest area) di jalan tol, Menteri Basuki menyampaikan dibutuhkan dukungan perilaku pengendara.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Jun 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 10:00 WIB
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (4/12). Dalam kesempatan itu, Menteri Basuki menyesalkan peristiwa penembakan terhadap 31 pekerja proyek Istaka Karya yang tengah membangun Trans Papua (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono coba mengevaluasi kesiapan infrastruktur jalan pasca arus mudik dan balik Lebaran 2019 kemarin.

Dia mengatakan, arus balik bisa lebih padat dibandingkan dengan arus mudik lantaran waktu libur untuk arus balik yang sempit, sehingga banyak pemudik kembali di waktu yang hampir bersamaan.

"Pada saat mudik, arus lalu lintas dari satu titik yakni Jakarta menyebar ke berbagai daerah seperti halnya irigasi. Tetapi pada arus balik, lalu lintas seperti drainase, dari beberapa titik menuju ke satu titik kembali ke Jakarta dan pada waktu hampir bersamaan sehingga manajemen waktunya ketat sekali," terangnya, Rabu (12/6/2019).

"Waktu saat arus mudik 4-5 hari, sedangkan arus balik hanya 2-3 hari saja," dia menambahkan.

Selain itu, ia memaparkan, kebijakan sistem satu arah (one way) yang diterapkan pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2019 di samping membantu kelancaran juga membawa dampak positif kepada para pedagang di sepanjang jalan nasional.

"Positifnya adalah, pada saat arus mudik diberlakukan satu arah dari Jakarta, maka pengendara dari Timur ke Barat diharuskan masuk ke jalan nasional sehingga berdampak warung-warung dan toko oleh-oleh banyak dikunjungi, begitupun sebaliknya saat arus balik," ujar Menteri PUPR.

Untuk evaluasi kecukupan tempat istirahat (rest area) di jalan tol, Menteri Basuki menyampaikan dibutuhkan dukungan perilaku pengendara dalam menggunakan rest area sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan.

"Seberapapun banyaknya rest area, tidak akan cukup dengan kondisi eksisting yang seperti ini. Penerapan kebijakan satu arah yang memungkinkan penggunaan rest area di kedua sisi juga tidak bisa menampung seluruhnya pemudik ingin masuk rest area," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perilaku Pengendara

Pemudik Berbuka Di Pinggir Jalan Tol
Pemudik beristirahat sembari menyantap makanan untuk berbuka puasa di pinggir ruas jalan tol Cipali KM 187, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Sejumlah pemudik memilih menggunakan bahu jalan ruas tol untuk berbuka puasa karena penuhnya rest area. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebagai evaluasi, Menteri Basuki mengatakan pemerintah ke depan berencana akan mengupayakan adanya perubahan desain parkir di tempat peristirahatan. Hal itu dilakukan guna mengakomodasi pemudik yang ingin beristirahat di sela perjalanan mudik atau balik.

"Kita evaluasi desain untuk parkir lebih disiapkan khusus, tidak menyebar di semua ruang rest area. Perilaku pengendara umumnya misalnya jika ingin ke toilet, maka parkirnya juga harus dekat dengan toilet sehingga menumpuk. Untuk itu akan kita coba atur agar parkir kendaraan di rest area agak jauh dari pertokoan sehingga lebih teratur," bebernya.

Disamping itu, Menteri Basuki berpendapat, untuk rest area pada ruas jalan tol antar kota posisinya terlalu dekat dengan pinggir jalan sehingga kerap menimbulkan kemacetan.

"Akan kita coba evaluasi rest area yang saat ini berada persis di pinggir jalan tol. Akan lebih baik jika desainnya menjorok ke dalam, terutama untuk jalan tol antar kota yang masih memungkinkan ketersediaan lahannya," ungkap dia.

"Terlebih dengan rencana Kementerian Perhubungan yang akan memanfaatkan rest area sebagai terminal tol, maka dibutuhkan desain khusus agar tidak menimbulkan kemacetan," dia menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya