Anggaran Kemenko Perekonomian Diusulkan Turun Rp 4,8 Miliar di 2020

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengusulkan pagu indikatif anggaran Kemenko Perekonomian pada 2020 lebih rendah Rp 4,8 miliar dibandingkan 2019, atau sebesar Rp409,35 miliar

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2019, 13:30 WIB
20150910-Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengusulkan pagu indikatif anggaran Kemenko Perekonomian pada 2020 sebesar Rp409,35 miliar. Angka tersebut turun sebesar Rp 4,8 miliar dari pagu anggaran yang diajukan pada tahun 2019.

Menko Darmin mengatakan usulan anggaran ini pun sebetulnya sudah sesuai dengan arahan Presiden yang berdasar pada anggaran pada 2015. Meskipun tercatat turun, dirinya pun tetap optimis kinerja kementeriannya tetap membaik.

"Penurunan anggaran tidak berarti menurunkan kinerja Kemenko Perekonomian," kata Menko Darmin dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Kemudian mengenai tingkat penyerapan anggaran Kemenko Perekonomian sendiri sampai dengan 31 Mei 2019 menunjukkan realisasi yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. "Target penyerapan anggaran tahun 2019 di kantor kami adalah sebesar 97 persen," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


26 Program Prioritas di 2020

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Di sisi lain, Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut juga menetapkan 26 program prioritas untuk tahun 2020. Program-program tersebut dirancang untuk mendukung program prioritas nasional di bidang ekonomi dalam rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020.

Diantaranya pertama adalah Infrastruktur dan pemerataan wilayah. Kedua nilai tambah sektor riil, industrialisasi, dan kesempatan kerja. Ketiga ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup.

“Program-program ini sejalan dengan tema besar RKP 2020 yaitu Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Pertumbuhan Berkualitas,” pungkasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


Di Depan Banggar DPR, Menko Darmin Tegaskan Ekonomi RI Bertahan di Tengah Tekanan Global

Perdagangan Perdana Bursa 2019
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memberi sambutan saat membuka perdagangan saham perdana 2019 di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/1). IHSG menguat 10,4 poin atau 0,16 persen ke 6.204 pada pembukaan perdagangan saham 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menggelar rapat kerja bersama dengan empat menteri koordinator Pemerintahan Jokowi-JK.

Adapun rapat ini membahas mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) Kementerian koordinator (Kemenko) dalam APBN Tahun 2020.

Dari pantauan merdeka.com, rapat dimulai pukul 10.40 WIB dan diikuti oleh empat pimpinan kementerian koordinator diantaranya Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto.

Dalam kesempatan ini, Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengawali pemaparannya dengan membeberkan kondisi perekonomian secara nasional. Dia mengatakan, meski ekonomi Indonesia tengah diterpa ketidakpastian global tapi masih cukup baik.

"Ekonomi global sebenarnya tidak kondusif apalagi setelah ada perang dagang dan berbagai tekanan gejolak politik global namun di tengah situasi seperti itu ekonomi kita masih mampu mencetak pertumbuhan meski tidak cepat peningkatan terjadi setiap tahun ke tahun," kata dia di ruang Sidang Banggar DPR RI, Jakarta, Selasa (25/6/2019). 

Darmin membeberkan, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 2015 terus meningkat hingga 2018. Pada 2015, ekonomi RI tumbuh 4,88 persen, selanjutnya pada 2016 tumbuh sebesar 5,03 psrsen. Kemudian pada 2017 tumbuh menjadi 5,03 persen dan pada 2018 mencapai 5,17 persen.

"Jadi artinya walaupun ada tekanan kita masih bisa cetak pertumbuhan yang sedikit meningkat dari tahun ke tahun," imbuhnya.

Darmin menambahkan, indikator ekonomi lain yang menunjukan kondisi ekonomi Indonesia membaik yakni ditujukan dari laju inflasi. Sejak 2015 hingga ke 2018 inflasi selalu menunjukan atau berada di bawah rata-rata 3,5 persen dari target yang dipatok pemerintah.

"Indikator lain dan sosial menunjukan konsisten yaitu inflasi. Inflasinya dari 2015 ke 2018 dia di sekitar 3,5 persen ke bawah kecuali 2016 3,6 persen," kata dia.

Di samping itu faktor lain yang menunjukan perbaikan yakni tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran dan gini ratio yang juga turut mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

"Itu menunjukan gabungan dari semua ini pertumbuhan kita kualitasnya baik. Itu secara ringkas gambaran ekonomi kita," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya