Waspada Dark Pattern: Ini 15 Jebakan Ketika Belanja Online

Ada beragam cara untuk memengaruhi pembeli ketika belanja online. Trik-trik ini disebut dark pattern.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Jun 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2019, 08:00 WIB
[Bintang] Minta Cashback, Modus Penipuan Baru di Online Shop!
Buat yang suka belanja di online shop, hati-hati dengan modus penipuan baru yang meminta cashback. (Ilustrasi: Pexels.com)

Liputan6.com, Princeton - Sebuah studi yang dilaksanakan Universitas Princeton menguak trik menjebak yang terjadi di dunia belanja online. Tujuannya sudah jelas: agar pembeli menghabiskan lebih banyak uang meski tidak butuh produk yang dibeli.

Dilaporkan Business Insider, jebakan ini disebut sebagai dark pattern (pola gelap) yang menggerakan, menyetir, atau menipu pengguna. Trik yang digunakan bukanlah diskon atau promo, melainkan trik psikis agar pembeli gelap mata ketika belanja online.

"Kami menemukan 1.841 contoh dark pattern di situs belanja, yang semuanya mewakili 15 tipe dark pattern," ujar peneliti Universitas Princeton.

Triknya ada yang tradisional, yakni memberikan harga tersembunyi (hidden cost), tetapi ada juga ada trik seperti menyebut produk sudah hampir habis agar pembeli makin tertarik.

Tidak semua situs belanja online melakukan trik ini. Hanya 11,2 persen dari sekitar 11 ribu situs belanja yang diperiksa Universitas Princeton yang melakukan dark pattern.

Apa saja trik tersebut? Agar pengalaman belanja online lebih aman dan nyaman, berikut ulasan 15 trik dark pattern yang terbagi dalam delapan kategori belanja online.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

1. Sneaking (Menyelipkan)

Orang belanja online
Ilustrasi Orang belanja online (iStockPhoto)

Trik ini berupa tidak menyediakan informasi yang mungkin merugikan pengguna.

1. Menyelipkan barang ke keranjang belanja

Trik untuk menambahkan produk tambahan ke keranjang belanja tanpa izin. Pastikan kamu memeriksa lagi barang yang dibeli sebelum membayar.

2. Harga tersembunyi

Siapa yang tidak kesal jika harga yang harus dibayar ternyata tak sesuai dengan tulisan harga?

Cek lagi jumlah yang harus dibayar untuk menghindari trik hidden cost (harga tersembunyi) ketika belanja online.

3. Benefit tapi kok bayar?

Situs belanja online seringkali menawarkan langganan dengan sebuah benefit. Tetapi ada situs yang memberikan harga dalam berlangganan.

Universitas Princeton memakai contoh di stis wsjwine.com. Situs itu menawarkan langganan dengan benefit antar pesanan gratis, ternyata harga langganan itu saja berbayar hingga USD 89 atau Rp 1,2 juta (USD 1 = Rp 14.179).

2. Urgency (Urgensi)

[Bintang] Perempuan
Ilustrasi belanja online (Sumber Foto: Pexels)

Trik Urgensi ini lebih modern dari nomor sebelumnya. Situs belanja sengaja memasang "deadline" di produk mereka agar pembeli buru-buru membeli.

1. Hitungan mundur

Trik ini menunjukan ke para pengguna bahwa diskon akan hangus. Niat itu mungkin baik, namun ada ada juga situs yang memberikan jadwal palsu.

Universitas Princeton menemukan situs belanjan seperti justfab.com yang memberi hitungan mundur bawa promo akan habis dalam satu jam. Setelah dicek, promo sebenarnya baru habis setelah 12 jam.

2. Pesanan waktu terbatas

Ini terkait buruknya transparansi. Ada situs belanja yang menyebut sebuah sale atau promo akan segera hangus, tetapi mereka tidak menjelaskan kapan waktu tepatnya.

3. Misdirection (Pengalihan)

Orang belanja online
Ilustrasi Orang belanja online (iStockPhoto)

Trik ini memakai gambar, bahasa, dan perasaan untuk menyetir pembeli agar membuat pilihan tertentu.

1. Confirmshaming

Mempermalukan pelanggan yang tidak mau konfirmasi termasuk ke dalam trik ini. Pihak situs belanja online memakai retorika agar pembeli merasa rugi jika ogah membeli.

Ini terjadi dengan memberikan dua pilihan bagi pembeli. Pilihan pertama adalah membeli dan pilihan kedua adalah tidak membeli tetapi dengan kalimat yang membuat pembeli terasa rugi.

Contohnya, ada situs yang menawarkan pembelian diskon dengan dengan dua opsi.

a. Ya! Saya mau diskon

b. Tidak terima kasih, saya mau harga penuh

Tentunya, itu bisa memengaruhi pikiran pembeli agar tidak mau rugi dan akhirnya membeli. Padahal, belum tentu si pembeli butuh produk tersebut.

2. Trik visual

Ketika sedang menawarkan produk atau langganan, ada juga situs nakal yang sengaja membuat buram pilihan untuk menolak.

Universitas Princeton memberi contoh situs greenfingers.com. Situs itu memberi pilihan membership, tetapi tulisan "Yes" lebih cerah, sementara tulisan "No" justru buram.

3. Pertanyaan membingungkan

Jika kamu tidak paham mengenai pertanyaan, lebih baik hati-hati. Ada situs belanja online yang sengaja memberikan kalimat membingungkan untuk memancing pembeli agar mau berlangganan produk mereka.

Contohnya, situs newbalance.co.uk menyuruh pembeli agar mencentang sebuah box jika tidak mau berlangganan. Itu ganjil, sebab biasanya mencentang box justru bila ingin berlangganan.

4. Menekan penjualan

Ada situs belanja yang menyodorkan produk yang lebih mahal dari yang pembeli mau. Ini terjadi ketika pembeli mengecek sebuah barang, lalu mendadak muncul pop-up produk serupa yang sedang diskon, tetapi harganya tetap lebih mahal.

5. Social Proof (Bukti Sosial )

Ilustrasi Belanja Online
Ilustrasi Belanja Online (Foto: Pixabay.com)

Trik ini memengaruhi sikap pembeli dengan cara menunjukan pengalaman dan sikap dari pembeli lain terhadap suatu produk.

1. Pesan aktivitas

Situs belanja menunjukan pembeli mengenai aktivitas pengguna lain di situs itu, seperti berapa banyak orang yang mengecek suatu produk dan berapa yang membeli.

Masalahnya, pengguna belum tau kapan barang itu terjual, karena bisa saja barangnya sudah terjual sejak lama sebelum pengguna datang ke situs tersebut.

2. Testimoni tidak jelas

Banyak penjual barang online yang mengandalkan testi alias testimoni. Bila pernah curiga mengenai testimoni palsu, maka itu tak sepenuhnya berprasangka buruk. Sebab, ada penjual nakal yang membuat testimoni yang tidak jelas keasliannya.

6. Scarcity (Kelangkaan)

Orang belanja online
Ilustrasi Orang belanja online (iStockPhoto)

Trik ini digunakan agar pembeli semakin berminat terhadap suatu barang, yakni menuliskan bahwa barang sudah hampir ludes.

1. Stok hampir habis

Pesan ini memberi tahu pengguna bahwa jumlah barang sudah sedikit untuk meningkatkan daya tarik produk. Terkadang, malah ada situs yang tidak menjelaskan berapa barang yang sebenarnya tersisa.

2. Barang laku keras

Ada juga situs belanja, seperti fashionnova.com, yang memberikan tulisan bahwa produk yang mau kamu beli banyak yang mencari. Tujuannya pun sama, menambah daya tarik produk tersebut.

"Barang yang ada di keranjang belanjamu banyak dicari. Tetapi kami sudah mengamankan pesananmu," tulis situs tersebut.

7. Obstruction (Menghalangi)

[Bintang] Minta Cashback, Modus Penipuan Baru di Online Shop!
Buat yang suka belanja di online shop, hati-hati dengan modus penipuan baru yang meminta cashback. (Ilustrasi: Pexels.com)

Trik  ini memberikan jalan yang mudah bagi pembeli untuk masuk situasi tertentu (seperti berlangganan), tetapi sulit bagi mereka untuk keluar.

1. Persulit pembatalan

Universitas Princeton menemukan situs belanja savagex.com mengharuskan pembeli menelepon customer service untuk membatalkan langganan.

Akan tetapi, memulai langganan justru bisa dilakukan dengan mudah secara online

8. Forced Action (Tindakan Memaksa)

Lebih Asyik Belanja Elektronik Lewat Aplikasi Online
Hobi beberlanja online? Intip aplikasi baru berikut ini.

Trik ini memaksa pengguna melakukan sesuatu agar melancarkan aktivitas mereka di sebuah situs.

1. Pendaftaran yang Memaksa

Menggerakkan pegguna untuk membuat akun atau berbagi informasi mereka jika ingin melakukan sesuatu di situs itu.

Ada situs seperti therealreal.com yang mencegat pengguna melihat produk mereka kecuali sudah daftar. Situs musiciansfriend.com malah meminta izin untuk mengirim promosi ke email jika ingin menjadi member.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya