Liputan6.com, Chicago - Harga emas diperkirakan tertekan setelah KTT G20 di Osaka, Jepang, berjalan dengan lancar dan diakhiri gencatan senjata perang dagang Amerika Serikat (AS)-China. Harga emas pun terpantau turun ke 1.410 per ounce.
"Harga emas mencapai target estimasi saya yaitu 1.423 terhadap dolar selama perdagangan Jumat, namun harga mulai menurun mengikuti persetujuan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping pada pertemuan G20. Keduanya mengakhiri pekan perdagangan menjadi 1.410 di bawah zona support 1.411, sekarang menjadi zona resistance," ujar analis independen FX Street, Denis Joeli Fatiaki.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, hasil KTT G20 disorot analis karena hubungan AS dan China bisa memberi dampak ke emas. Ini mengikuti sinyal dari the Fed yang urung menurunkan suku bunga, padahal sebelumnya harga emas naik karena kabar suku bunga akan dipangkas.
Ross Strachan, ekonomi komoditas senior di Capital Economist berkata sentimen positif setelah pertemuan G20 dapat dijadikan alasan bagi beberapa trader untuk mengambil untung dari emas, demikian laporan Kitco.
Analis komoditas dari Bank of America Merrill Lynch menyebut ada risiko pada emas dalam jangka pendek, namun kondisi makroekonomi global yang memburuk bisa mendorong emas ke harga USD 1.500 per ounce.
Meski saat ini G20 berakhir dengan damai tanpa tarif, para ekonom di Nomura mengatakan dampak positif hanya berlangsung dalam jangka pendek. Ekonom Nomura memperkirakan akan ada tarif baru dari AS ke China pada September mendatang, dan itu akan berdampak baik ke harga emas.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pekan Lalu Harga Emas Melonjak
Pekan lalu dikabarkan tentang harga emas yang melonjak tinggi, bahkan ke level tertinggi dalam beberapa tahun belakangan.
Harga emas melonjak dekati level tertinggi dalam enam tahun pada perdagangan Selasa karena investor memborong logam mulia di tengah prospek rendahnya suku bunga. Selain itu ketegangan politik AS-Iran juga ikut mendorong investor berburu emas.
Mengutip CNBC, Rabu, 26 Juni 2019, harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus mencapai tertinggi USD 1.442,90 per ounce semalam. Level tertinggi yang pernah di dicetak harga emas adalah USD 1.444,90 per ounce yang dibukukan pada pada 14 Mei 2013.
Sedangkan harga emas di pasar spor menetap sedikit lebih tinggi di USD 1.418,70 per ounce.
Sebelumnya, harga emas sempat terjatuh karena berbagai prospek positif di dunia. Namun kemudian sepanjang kuartal ini mengalami reli hingga lebih dari 9 persen. Hasil ini menempatkan harga emas sebagai komoditas dengan kinerja bulanan dan kuartalan terbaik sejak 2016.
Menurut FedWatch CME Group, ekspektasi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga telah meningkat tajam. Pedagang saat ini berharap kemungkinan penurunan suku bunga 100 persen pada bulan Juli.
The Fed mengatakan pekan lalu akan bertindak sesuai untuk mempertahankan ekspansi ekonomi saat ini. Pengumuman tersebut mengirim suku bunga surat utang AS bersama dengan dolar AS ke level yang lebih rendah.
Sedangkan harga emas langsung melambung karena emas dipandang sebagai instrumen penyimpan nilai di saat dolar AS melemah,
"Keputusan Fed untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah sesuai dengan ekspektasi konsensus di antara ekonom, tetapi peluang pemotongan suku bunga tercermin dalam pasar menjelang pertemuan," jelas James Steel, kepala analis logam mulia di HSBC.
Advertisement
Saham Antam Ikut Melonjak
Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga sempat melonjak pada sesi pertama perdagangan saham Selasa, 25 Juni 2019. Saham PT Aneka Tambang Tbk yang menguat ini terjadi di tengah harga emas makin berkilau.
Pada sesi pertama, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun berada di zona hijau. IHSG naik 0,39 persen ke posisi 6.313,19. Total frekuensi perdagangan saham 247.213 kali dengan nilai transaksi Rp 3,4 triliun. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.327,98 dan terendah 6.309,84.
Berdasarkan data RTI pada Selasa siang waktu Jakarta, harga emas mencapai level tertinggi pada 2009. Harga emas naik 0,42 persen ke posisi USD 1.424 per ounce.
Pada perdagangan waktu New York, harga emas dunia telah naik lebih dari satu persen mendekat puncak posisi dalam enam tahun. Hal ini dipicunya melemah dolar Amerika Serikat. Harga emas juga naik didorong langkah Presiden AS Donald Trump yang umumkan untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran.
Harga emas di pasar spot 1,2 persen lebih tinggi menjadi USD 1.415,16 per ounce, menuju sesi keuntungan kelima berturut-turut. Harga emas sempat berada di USD 1.416,84 ke level tertinggi sejak akhir Agustus 2013.  Adapun harga emas berjangka AS naik 1,3 persen menjadi USD 1.418,20 per ons
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) pun melonjak selama sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini.
Saham ANTM naik 5,03 persen ke posisi Rp 835 per saham. Saham ANTM sempat berada di level tertinggi Rp 840 dan terendah Rp 795 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.329 kali dengan nilai transaksi Rp 111,1 miliar.
Meski demikian, harga saham PT Aneka Tambang Tbk hanya naik tipis sepanjang tahun berjalan 2019. Saham PT Aneka Tambang Tbk naik 3,92 persen ke posisi Rp 795 per saham. Nilai transaksi Rp 10,5 triliun dengan frekuensi perdagangan 657.529 kali.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, harga saham Antam menguat didorong sentimen positif kenaikan harga komoditas emas. Pihaknya pun merekomendasikan hold untuk saham Antam.
"Akumulasi buy (untuk saham Antam-red)," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Pihaknya menargetkan beli di area kisaran harga 715-730. Adapun target profit di kisaran 755,915, 1.075, dan 1.235.
Analis PT OSO Sekuritas, Sukarno Alatas juga menyatakan hal sama. Kenaikan harga saham ANTM wajar di tengah kenaikan harga emas. "Harga emas dalam tren kenaikan. Dari 19 Juni sudah meningkat 6-7 persen," tutur dia.
Sukarno menilai, saham PT Aneka Tambang Tbk juga sudah dalam tren kenaikan. Target harga menguji level 850 dengan support 770. "Sudah mengakhiri tren penurunan. Transisi harga menjadi bullish sudah lengkap," kata dia.