Kementan Klaim Harga Ayam di Peternak Sudah Naik Jadi Rp 18 Ribu per Kg

Kementan mewajibkan adanya analisa kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan peternakan besar atau integrator.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jul 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2019, 19:00 WIB
Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Pekerja mengumpulkan telur dari peternakan ayam di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengklaim sudah ada kenaikan harga untuk ayam potong untuk saat ini. Setelah sempat anjlok sebelumnya, harga ayam potong ditingkat peternak kini naik menjadi Rp 17.000 sampai dengan Rp 18.000 per kilogram (kg).

“Sudah naik (harga), di tingkat peternak barusan di Jawa Tengah harga 17-18 ribu (per kg). Saya kira semua ada efek psikologisnya,” katanya saat ditemui di Gedung Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (1/7/2019).

Ketut menyebut dampak peningkatan harga ini memang langsung terasa setelah beberapa integrator atau perusahaan peternak besar melakukan pengurangan produksi bibit ayam. “Yang penting peternak saya tidak bangkrut, peternak mandiri loh,” imbuhnya.

Ke depan pihaknya juga akan mewajibkan adanya analisa kebutuhan bagi perusahaan-perusahaan peternakan besar atau integrator. Hal ini dilakukan agar produksi serta impor yang dilakukan tidak melebihi kebutuhan atau kemampuan tampung cold storage perusahaan.

"Maka itu kami ingin catat mereka. Broker (middleman) itu harus resmi. Dengan begitu, ketika di kemudian hari terjadi lagi penurunan harga ayam, pemerintah akan lebih mudah melakukan penelusuran untuk menemukan sumber penyebabnya," ujar Ketut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bentuk Satgas

Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Telur ayam terlihat di sebuah peternakan di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku telah menurunkan satgas pangan di seluruh sentra industri untuk menyelidiki anjloknya harga daging ayam, yakni di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung. Dia mengakui, ada persoalan disparitas harga, antara peternak dengan harga di konsumen.

"Harga di tingkat peternak Rp 8.000, kemudian harga di konsumen Rp 32.000, Rp 35.000 hingga Rp 40.000. Kemudian apa, artinya ada disparitas 400 persen ini yang harus kita selesaikan," ujarnya, Jumat (28/6), di Surabaya.

Dari laporan sementara yang diterimanya, disparitas harga ayam ini dikarenakan adanya broker yang mempermainkan harga. Untuk itu, dia menegaskan akan menindak tegas pihak-pihak yang dianggap bertanggungjawab terkait dengan persoalan tersebut.

"Laporan sementara memang ada yang bermain-main (harga), ada broker. Kami akan tindak tegas nanti. Mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa normal, itu target kita," ungkapnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya