Kemenkeu Targetkan Penawaran SBR007 Capai Rp 2 Triliun

Kemenkeu mulai melakukan penjualan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel melalui Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR007

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jul 2019, 12:50 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 12:50 WIB
20151113-Ilustrasi Investasi
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan penawaran instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR007 dapat mencapai Rp 2 triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, angka ini dipatok tidak berbeda jauh dari beberapa instrumen SUN sebelumnya yang dikeluarkan.

"Ini SBR007 yang kedua yang sifatnya konvensional dan non kredibel selama 2 tahun targetnya pun masih sama indikatifnya Rp 2 triliun," kata dia di Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Seperti diketahui, dari dua instrumen yang telah diterbitkan sebelumnya, yakni seri SBR005 dan ST003, mampu melebihi target infikatif yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 2 trliun. Keduanya meningkat karena cukup banyak diminati investor.

Untuk seri SBR005 penerimaan yang didapat mencapai Rp 4 triliun dari target indikatif sebesar Rp 2 triliun. Sedangkan, untuk ST003 penerimaan dana yang didapat mencapai angka Rp 3,1 triliun dari target Rp 2 triliun. Sementara Kemenkeu mencatat penerimaan untuk SBR006 yang diterbitkan pada awal April lalu masih dalam perhitungan pihaknya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kupon SBR007

Merencanakan Dana Pendidikan Anak Semudah Menggenggam Smartphone
Ilustrasi mengatur keuangan.

Sebagai informasi, dalam penawaran ini, pemerintah memberikan tingkat kupon SBR-007 sebesar 7,50 persen untuk periode 3 bulan pertama pada tanggal 31 Juli 2019 sampai dengan 10 Oktober 2019. Di mana pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.

Adapun minimum pemesanan SBR-007 ini mulai dari Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Di mana pembukaan masa penawaran seri SBR-007 dilakukan mulai hari ini 11 Juli. Selanjutnya, penutupan masa penawaran dilakukan pada 25 Juli mendatang. Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 29 Juli dan setelmen pada 31 Juli.

Pemerintah Tawarkan Obligasi Ritel SBR007

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman usai peluncuran peluncuran SBR007 di Jakarta (Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan penjualan instrumen Surat Utang Negara (SUN) ritel melalui Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR007 kepada investor individu secara online (e-SBN). Adapun minimum pemesanan SBR007 ini mulai dari Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman mengatakan penerbitan SBR007 ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di SUN ritel. Di samping itu, juga untuk memperluas basis investor dalam negeri dengan menyediakan alternatif investasi dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2019.

"Pertama apa SBR ini apa yang bedakan dengan instrumen lain ini bukan paksaan ini suatu produk. SBR007 itu produk pemerintah untuk biayai APBN. Produk ini Insya Allah aman karena ini dijamin oleh pemerintah," katanya dalam peluncuran SBR007 di Jakarta, Kamis (11/7).

Luky mengatakan, pembukaan masa penawaran seri SBR007 dilakukan mulai hari ini 11 Juli. Selanjutnya, penutupan masa penawaran dilakukan pada 25 Juli mendatang. Penetapan hasil penjualan kepada investor akan dilakukan pada 29 Juli dan setelmen pada 31 Juli.

Dalam penawaran ini, pemerintah memberikan tingkat kupon SBR007 sebesar 7,50 persen untuk periode 3 bulan pertama pada tanggal 31 Juli 2019 sampai dengan 10 Oktober 2019. Di mana pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.

"Kupon tadi ada batas minimal maksudnya jadi waktu ditetapkan kupon 7,5p persen acuannya adalah pada saat BI Rate 6 persen. Apabila suku bunga acuan BI naik maka akan menyesuaikan kenaikannya. Sementara kalau BI Rate turun tidak menyesuaikan artinya masih di angka 7,50 persen," katanya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya