Dijual Online, SBR Seri 006 Laku hingga Rp 2,25 Triliun

Kemenkeu menjual Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR006 kepada investor individu secara online (e-SBN).

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Apr 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2019, 12:00 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan baru-baru ini menerbitkan surat utang negara atau Savings Bond Ritel (SBR) seri 006. Sasaran penjualan surat utang ini sebagian besar adalah generasi millenial.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, penjualan SBR006 telah mencapai Rp 2,25 triliun. Angka ini di atas target penjualan yang telah ditetapkan yaitu Rp 2 triliun.

"Sampai dengan penutupan kemarin SBR 006 itu telah mencapai kurang lebih Rp 2,2 triliun hingga Rp 2,25 triliun sekian pencapaiannya, itu lebih dari target kita sebesar Rp 2 triliun," ujar Luky di Kantor Kemenkeu, Jakarta, ditulis Selasa (23/4/2019).

Luky mengatakan, penjualan SBR006 didominasi oleh generasi millenial sebesar 46 persen. Capaian ini sesuai dengan target Kemenkeu, di mana penjualannya juga telah dipermudah melalui sistem online.

"Jadi sesuai dengan target kita dengan memasarkan dengan online. Itu Alhamdulillah bisa menarik memang generasi millennials tadi untuk berpartisipasi membeli SBN Ritel kita yaitu SBR006," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Untuk Investor Individu

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan penjualan instrumen investasi Surat Utang Negara (SUN) ritel melalui Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR006 kepada investor individu secara online (e-SBN). Adapun minimum pemesanan SBR006 ini mulai dari Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kemenkeu, Loto Srinita Ginting, mengatakan penerbitan SBR006 ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di SUN ritel.

Di samping itu, juga untuk memperluas basis investor dalam negeri dengan menyediakan alternatif investasi dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2019.

"Pertama yang harus di tekankan adalah SBR yang saat ini ditawarkan dengan seri SBR006 instrumen investasi yang ditawarkan pemerintah kepada investor individu. SBR ini investasi yang ditawarkan hanya kepada warga negara indonesia. Kita beruntung pemerintah hanya memberikan kepada dalam negeri," katanya dalam peluncuran SBR006 di Jakarta, pada Senin 1 April 2019.

 

Bunga 7,95 Persen

Persiapan Uang Tunai Bi
Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam penawaran ini, pemerintah memberikan tingkat kupon SBR006 sebesar 7,95 persen per tahun dengan waktu jatuh tempo pada 10 April 2021 atau mempunyai masa jatuh tempo dua tahun saja. Kupon dibayarkan setiap bulan dan besarannya mengambang (floating) dengan batas minimum yang di-review tiap tiga bulan. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya.

"Kupon tadi ada batas minimal maksudnya jadi waktu ditetapkan kupon 7,95 persen acuannya adalah pada saat BI Rate 6 persen. Apabila suku bunga acuan BI naik maka akan menyesuaikan kenaikannya. Sementara kalau BI Rate turun tidak menyesuaikan artinya masih di angka 7,95 persen," katanya.

Loto mengatakan, pembukaan masa penawaran seri SBR006 dilakukan mulai hari ini 1 April. Selanjutnya, penutupan masa penawaran dilakukan pada 16 April mendatang. Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 22 April dan setelmen pada 24 April.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya