Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog akan menyalurkan beras untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan. Terkait hal itu, Bulog menyatakan tinggal tunggu aba-aba pemerintah untuk mulai distribusinya.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog saat ini sudah berbenah. Tidak hanya berbenah dalam hal manejemen, melainkan juga dalam penyimpanan beras di gudang-gudangnya.
"Dilihat secara fakta. Sekarang cara penyimpanannya sudah modernisasi. Gudang sudah kita benahi, cara penyimpanan sudah baik, cara perawatan juga baik," kaya Budi Waseso saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (13/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Tidak hanya itu, manejemen Perum Bulog kini juga rutin melakukan fumigasi. Dengan seringnya dilakukan fumigasi ini mampu mencegah adanya kutu saat penyimpanan dan pendistribusian.
Bahkan, Bulog kini sudah memiliki teknologi khusus sebelum beras dilakukan penyimanan di gudang.
"Bahkan sekarang kita bangun setiap gudang ada proses pembersihan menggunakan teknologi. Jadi beras saat keluar kita bersihkan sehingga beras dalam kondisi bagus dan bersih, tidak ada kutu dan mematikan telur kutu-kutu. Itu jaminan yang saya sampaikan bahwa kita sudah berubah," tegas dia.
Kalaupun masih ada masyarakat yang menemukan beras-beras Bulog berkutu ataupun kualitasnya tak layak, itu adalah ulah sejumlah oknum yang tidak ingin Bulog menjadi lebih baik.
"Saya tahu siapa saja mereka itu. Tapi saya diamkan saja dulu. Kalau nanti mereka terbukti sudah bertindak macem-macem, saya tindak langsung," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bulog Siap Salurkan 700 Ribu Ton Beras Untuk Bansos
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Bachtiar menyatakan pihaknya siap menyalurkan 700 ribu ton beras untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) hingga akhir tahun ini.
"Untuk BPNT kalau tadi di rapat pengembangan sama ini ya sekitar 700 ribuan ton, Juli sampe dengan Desember ya," kata Bachtiar saat ditemui usat rapat di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Dia menegaskan Bulog akan menyalurkan beras dengan kualitas terbaik serta stok terbaru untuk bantuan sosial (bansos) tersebut.
"Intinya Bulog siap untuk pelayanan BPNT, terus untuk masalah kualitas beras ya kita kasih beras yang terbaru. Kan pengadaan kita sudah sekitar ada 800 ribu ton lebih yang baru loh yah, bukan stok lama," tegasnya.
"Terus kondisi beras yang kita salurkan untuk masyarakat dalam rangka penanganan bantuan pangan non tunai ya itu yang terbaik," dia menambahkan.
Sebelumnya, Kementerian Sosial RI akan menyerap beras milik Perum Bulog dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan penyaluran beras ke masyarakat.
Menteri Sosial, Agus Gumiwang menyebutkan ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah dan Bulog. Dimana kedua belah pihak memiliki kepentingan serupa untuk memaksimalkan penyaluran beras ke masyarakat.
Advertisement
Kemensos Siap Serap Beras Bulog untuk Program BPNT
Kementerian Sosial (Kemensos) akan menyerap beras milik Perum Bulog dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan penyaluran beras ke masyarakat.
Menteri Sosial, Agus Gumiwang menyebutkan, ini merupakan bentuk sinergi antara pemerintah dan Bulog. Kedua belah pihak memiliki kepentingan serupa untuk memaksimalkan penyaluran beras ke masyarakat.
Selain itu, dia menyatakan keputusan tersebut diambil karena kualitas beras Bulog sudah teruji. Hal ini kemudian yang membuat Kementerian Sosial yakin untuk menjadikan Bulog sebagai supplier utama program BPNT.
"Saya percaya Bulog kualitasnya akan baik. Saya tidak ada keraguan sama sekali. Kemampuan Bulog untuk mensupply beras yang baik dan berkualitas," kata dia saat ditemui usai rapat di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Dalam implementasinya nanti, Bulog dapat menjual beras miliknya dalam gerai e-warung, yang merupakan instrumen dari penyaluran program BPNT.
Dia optimistis, pihaknya akan mampu menyerap beras Bulog sebanyak mungkin. Bahkan, pihaknya siap menyerap hingga 100 persen dari kebutuhan program BPNT.
Pada 2019, program BPNT membutuhkan sekitar 1,5 juta ton beras dengan asumsi 1 KPM menerima 10 kg. "Kita akan upayakan akan lebih dari 70 persen. Akan di atas 70 persen. Ya kalau bisa 70 sampai 100 persen," ujar dia.