Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kordinator Perekonomian, Darmin Nasution mendukung, upaya Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk memperpanjang masa operasi pasar beras untuk jenis medium.
Dia menuturkan, keputusan tersebut tepat mengingat stok beras di gudang Bulog masih cukup banyak.
"Memang begini, Bulog itu stok nya sekarang masih 2,2 juta ton tapi sebagian besar dari impor tahun lalu. Sehingga kita bilang ini lama lama (ditahan) rusak berasnya," kata Menko Darmin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (25/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menambahkan operasi pasar itu utamanya untuk beras sejahtera yang tergolong bukan bantuan non tunai. Sebab, kalau bantuan nontunai adalah uang yang diberikan.
"Oleh karena itu dia harus memperbanyak operasi pasar termasuk juga sebenarnya untuk rastra yang bukan non tunai. Apabila itu disimpan 6 bulan lagi, setahun lagi rusak beras," kata dia.
Seperti diketahui, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menyatakan program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) melalui operasi pasar beras medium akan diperpanjang hingga akhir Desember 2019.
Program KPSH beras medium dari Bulog telah dimulai sejak September 2018 dan akan berakhir pada 31 Mei 2019.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan keputusan pemerintah untuk memperpanjang operasi pasar demi stabilisasi harga pangan, khususnya beras, ini adalah hasil rapat koordinasi di Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian.
"Diperpanjang, biasanya (berhenti) di 31 Mei. Kami perpanjang mulai hari ini sampai Desember," kata Tri.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Stok Berlimpah, Bulog Bakal Ekspor Beras ke Malaysia
Sebelumnya, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana ekspor beras ke Malaysia. Hal tersebut seiring dengan produksi beras dalam negeri yang terus meningkat.
"Ya kita lagi siapkan. Rencananya kalau jadi ya ke Malaysia," ujar Direktur Pengadaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Bachtiar di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.
Bachtiar mengatakan, saat ini pihaknya menyerap beras sebanyak 10.000 ton per hari. Angka ini diprediksi masih terus naik sebab beberapa daerah di Indonesia akan memasuki masa panen.
"Beras bagus kita rata-rata per hari 10.000 ton, pernah 15.000, 10.000 dan sampai saat ini hampir 400.000. Ya Januari kan belum panen, Februari juga belum," ujar dia.Â
"Maret baru sedikit yang panen beneran, April dan Mei ini masih berjalan. Hari ini 12.500 ton unt serapan gabah atau setara. Kalau gabah setara 25.000an ton tapi dijadikan beras kan 12.500 jadi bagus," sambungnya.
Bachtiar menambahkan, Bulog juga akan menyalurkan beras kepada TNI dan Polri agar stok di gudang tidak tertahan. Dia juga menambahkan, stok sepanjang 2019 cukup untuk memenuhi kebutuhan Lebaran dan akhir tahun.
"Untuk hilir kalau tidak salah ada info nanti PNS, TNI, Polri sudah mulai beli berasnya Bulog Insyaallah. Dulu per orang 18 kg, sekarang tetaplah tidak perubahan, per bulan per orang," tandasnya.
Â
Advertisement
Bulog Jamin Stok Beras Aman
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso memastikan ketersediaan beras selama bulan Ramadan aman. Bahkan hingga akhir tahun stok beras masih stabil.Â
"Kalau beras saya jamin Insya Allah sampai akhir tahun ini tidak akan ada impor, begitu loh. Nanti saya buktikan," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, 3 Mei 2019.Â
Dia menyebut, hingga saat ini tercatat sudah ada 2,1 juta ton beras di Bulog. Tidak tertutup kemungkinan stok beras terus bertambah bila petani di sejumlah daerah di Tanah Air memanen padi.Â
"Ya pasti lah. Sampai sekarang beras kita enggak keluar tapi menyerap terus jadi nambah-nambah," ujar dia.
Selain beras, Budi juga memastikan ketersediaan gula putih, jagung pakan, daging kerbau hingga minyak goreng aman. Stok gula putih tercatat ada 53.308 ton, minyak goreng 1,36 juta liter, daging kerbau 4.849 ton dan jagung pakan 114.026 ton.Â
"Jadi sudah mumpuni lah," singkatnya.
Mantan Kabareskrim Polri ini mengatakan untuk sementara Bulog tidak akan melakukan operasi pasar. Namun, jika terjadi gejolak harga di pasar karena permintaan meningkat, Bulog langsung turun tangan. Â
"Kita sementara ini tidak ada (operasi pasar). Kalau lihat saja gejolak nanti harga naik karena kebutuhan banyak, kita langsung turunkan operasi untuk intervensi," ucap dia.
Â