Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menata kawasan di sekitar Jembatan Tano Ponggol yang menjadi terusan dari Pulau Samosir ke Pulau Sumatera, yakni dengan menggunakan konsep pengembangan daerah tepian air yang dikenal dengan waterfront city untuk wisata air.
"Pengembangan kawasan Tano Ponggol ini merupakan pekerjaan terpadu yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga dengan membangun jembatan, SDA (Sumber Daya Air) melebarkan alurnya, dan Cipta Karya penataan kawasannya," ungkap Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR Hadi Sucahyono lewat pernyataan tertulis, Kamis (1/8/2019).
Selain tiga sektor tersebut, Hadi menambahkan, Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR juga dapat memberikan dukungannya lewat program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk meningkatkan kualitas rumah-rumah warga yang berada di kawasan Tano Ponggol, Pulau Samosir.
Advertisement
Â
Baca Juga
"Jadi harapannya yang menikmati hasilnya hingga masyarakat kecil yang ada di sekitar kawasan ini. Rumah-rumah warga yang sudah diperbaiki lewat BPSP bisa dikembangkan menjadi homestay oleh masyarakat," urainya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Didiet A Akhdiat mengatakan, penataan kawasan waterfront city tersebut akan dilakukan di atas lahan seluas 80 ha dengan alokasi anggaran yang disiapkan sebesar Rp 105 miliar.
"Direncanakan pekerjaan konstruksinya akan dimulai pada tahun 2020, saat ini konsep desainnya telah selesai," ujar dia.
Kepala BBPJN II Medan Sumatera Utara Ditjen Bina Marga Selamet Rasidi menuturkan, dengan adanya pelebaran alur ini, secara otomatis juga perlu dilakukan penyesuaian desain Jembatan Tano Ponggol di Pulau Samosir agar kapal pesiar dapat lewat di bawah jembatan.
Menurutnya, desain jembatan tersebut juga akan mengadposi kearifan lokal adat Batak. "Perkiraan ketinggian ideal jembatan yang sudah kita hitung adalah sekitar 8-9 meter, dengan panjang total jembatan mencapai 1 km yang terdiri dari jembatan utama sepanjang 235 meter dan sisanya merupakan jembatan pendekat dan oprit," tuturnya.
"Perkiraan biayanya sekitar Rp 287 miliar, dan diharapkan konstruksinya dapat dilaksanakan pada tahun 2020-2021," dia menandaskan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Alur Tano Ponggol Diperlebar, Kapal Pesiar Bisa Berlayar Keliling Samosir
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pekerjaan pelebaran alur Tano Ponggol di Danau Toba, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pelebaran tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada wisatawan agar dapat mengelilingi Pulau Samosir dengan menggunakan kapal pesiar berukuran besar.
"Sebelumnya, alur Tano Ponggol mempunyai lebar rata-rata 25 meter dalam kondisi dangkal. Untuk itu kita lebarkan menjadi 80 meter dan tambah kedalamannya, sehingga kapal pesiar bisa keliling Pulau Samosir sepenuhnya," jelas dia dalam pernyataan tertulis, Selasa (30/7/2019). Â
Progres pengerjaan saat ini sudah sekitar 74 persen dan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Adapun proyek pelebaran alur Tano Ponggol dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, dengan kegiatan utama pelebaran dan pendalaman alur.
Berdasarkan informasi Kementerian PUPR, Alur Tano Ponggol akan dilakukan pelebaran dari 25 meter menjadi 80 meter sepanjang 1,2 Km, dan kedalamannya ditambah dari 3 meter menjadi 8 meter.
Pekerjaan tersebut akan memindahkan tanah sebanyak 571.562 m3 untuk mendapatkan elevasi dasar alur pada 897 mdpl. Kontrak pekerjaannya dimulai Desember 2017 dan akan selesai Desember 2019 dengan anggaran mencapai Rp 313 miliar.
Sementara pada sisi kiri dan kanan nantinya akan menggunakan steel sheet pile untuk menjaga kekuatan tanggul. Setelah dilakukan pelebaran, pada sisi kiri dan kanan juga akan dibangun jalur pedestrian Sepanjang 1,5 km oleh Pemerintah Kabupaten Samosir.
Advertisement
Penyesuaian Jembatan
Dengan adanya jalur pelebaran alur ini, secara otomatis perlu dilakukan penyesuaian desain Jembatan Tano Ponggol sebagai satu-satunya akses darat menuju Pulau Samosir dari Pulau Sumatera.
Ini bertujuan agar kapal pesiar besar dapat melewati sisi bawah jembatan. Sebagai informasi, kondisi jembatan saat ini hanya memiliki bentang 25 meter dan freeboard cukup rendah, sehingga kapal besar belum dapat melewatinya.
Konstruksi fisik jembatan rencananya akan dimulai pada 2020 dan ditargetkan selesai pada 2021 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 297,15 miliar. Rencananya, panjang Jembatan Tano Ponggol yang baru akan memiliki panjang sekitar 1 km dengan 2 lajur.
Menteri Basuki menyatakan, saat ini desain pembangunan jembatan tersebut tengah didiskusikan bersama Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah setempat, terutama terkait ketinggian jembatan yang optimal.
"Kalau terlalu tinggi biayanya akan lebih mahal. Terlalu pendek juga tidak bisa dilewati kapal, sehingga kita cari apakah 10, 15 atau 9 meter. Untuk itu saya harus konsultasi dengan Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)," tukas dia.Â