KEIN: Soal Wisata, Manado Bisa Lebih Besar dari Bali

Keindahan Manado menjadi peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan jumlah wisatawan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Agu 2019, 11:48 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2019, 11:48 WIB
Bunaken, Keindahannya Bikin Kamu Mau Balik Lagi
Bagaikan sebuah lukisan, Bunaken menebar pesona dari sudut manapun kamu memandangnya (7/9/2014) (Liputan6.com/Faizal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta Komite Ekonomi dan Industri nasional (KEIN) memlihat Manado menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata unggulan di Indonesia. Ini bisa menjadi senjata utama Indonesia dalam mendatangkan wisatawan asing.

Anggota KEIN Pokja Industri Pariwisata Dony Oskaria bahkan menyatakan Manado bisa lebih besar daripada Bali jika dilihat dari berbagai destinasi yang ditawarkannya.

"Secara geografis, negara-negara maju cenderung berada di utara. Negara-negara ini memiliki kapasitas ekonomi yang sangat baik, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakatnya juga sangat baik. Artinya, potensi besar wisawatan dunia ada di utara. Dan secara geografis pula, dalam konteks Indonesia, Manado berada pada sisi paling utara atau yang paling cepat terjangkau oleh para wisatawan dunia," kata Donny kepada wartawan, Rabu (28/8/2019).

Menurut KEIN, faktor tren wisatawan dunia dan faktor geografis, membuat cost of product ke Manado jauh lebih murah. Ini dinilai bisa menjadi pertimbangan signifikan untuk Manado dalam menyusun tourism master plan ke depan dengan target wisman sekira 8-9 juta di tahun 2024.

"Saat ini, dengan sentuhan yang tidak terlalu signifikan, Manado berhasil mendapatkan wisman lebih dari 1 juta. Jadi bisa dibayangkan jika Manado ditata dan dikelola dengan serius, saya yakin tahun 2024 Manado visa mendapatkan 8-9 juta wisman dan pada satu titik Manado bisa meraih kunjungan wisman lebih besar dari Bali," tambah Dony.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Potensi Wisatawan China

20161217-Bunaken Masih Jadi Primadona Wisata Manado-Sulawesi
Wisatawan mancanegara menikmati keindahan taman laut Pulau Bunaken di Manado dari atas kapal, Sabtu (17/12). Taman Nasional Bunaken pernah bersaing dengan Pulau Dewata, Bali sebagai tempat wisata laut paling indah di Tanah Air. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Selain faktor-faktor itu, kata Dony, ada satu lagi faktor potensial yang perlu dimaksimalkan oleh Manado dan Indonesia, yakni wisman dari China.

Negara Tirai Bambu memiliki kelas menengah yang sangat besar akibat lompatan pertumbuhan ekonomi yang masif selama dua dekade terakhir. Sehingga otomatis, wisman China akan menjadi target pasar potensial bagi Manado.

"Lonjakan wisman yang terjadi di Manado dalam setahun terakhir adalah bukti nyata betapa besarnya potensi wisatawan China. Beberapa penerbangan langsung dari beberapa kota di China telah dibuka ke Manado, sehingga mendadak Manado menorehkan lonjakan angka wisman yang luar biasa. Fakta ini harus segera disikapi dengan penyiapan-penyiapan yang matang," ujar Dony.

Menurut Dony, dari sisi Manado pun sudah bisa dibilang siap. Manado sudah memiliki ekosistem pariwisata yang cukup baik, amenitas utamanya terbilang lumayan di mana hotel-hotel berbintang banyak terdapat di Manado. Pun dari sisi destinasi dan atraksi, Manado memiliki keberagaman yang lumayan banyak dan unik.

 

Pembenahan Manado

Saat Jokowi Menikmati Keindahan Taman Nasional Bunaken Manado
Saat Jokowi Menikmati Keindahan Taman Nasional Bunaken Manado (Foto: Liputan6/ Yoseph Ikanubun)

Untuk itu, Dony menyarankan, ke depan beberapa persoalan di Manado harus segera dibenahi. Mulai dari persoalan aksesibilitas sampai pada pembenahan destinasi dan penciptaan atraksi.

Mneurutnya, langkah pertama, bandara di Manado harus di-upgrade agar berkelas dunia. Lalu setelah dilakukan market mapping, langkah kedua adalah membuka penerbangan langsung ke negara-negara target pasar utama, tidak hanya dari China.

"Philipine yang sangat dekat pun harus diraih, karena negara itu saat ini sedang berada dalam kondisi ekonomi yang baik, pertumbuhan kelas menengahnya lumayan. Lalu penerbangan langsung dari Jepang, Korea, Vietnam, Malaysia, Singapore, dan negara-negara Eropa dan Amerika," Donny menjelaskan.

Dan ketiga, dikatakan Dony, membenahi destinasi dengan skema-skema pengembangan yang sesuai, ada destinasi bertema budaya, alam, buatan, dan lainya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya