BI Dorong Santri Ikut Kembangkan Ekonomi Digital

menyelenggarakan kuliah umum bertemakan Pengembangan Ekonomi Pesantren Melalui Ekonomi Digital di Pondok Pesantren Darul Hijrah, Martapura.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 12 Sep 2019, 19:45 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2019, 19:45 WIB
Kuliah Umum Bank Indonesia (BI) di Martapura
Kuliah Umum Bank Indonesia (BI) di Martapura (dok: Maul)

Liputan6.com, Banjar - Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan kuliah umum bertemakan Pengembangan Ekonomi Pesantren Melalui Ekonomi Digital di Pondok Pesantren Darul Hijrah, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pada Kamis 12 September 2019.

Kegiatan ini mengundang 90 pondok pesantren yang ada di Kalimantan Selatan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan, inti dari kegiatan tersebut adalah untuk memberikan motivasi kepada para santri dan santriwati dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi melalui jalur ekonomi digital.

"Ekonomi digital sendiri saat ini kian berkembang di Indonesia. Tidak hanya di level merchant sebagai penyedia barang dan jasa, namun juga penyediaan metode pembayaran yang kian memudahkan pengguna teknologi saat ini," ujar dia di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (12/9/2019).

Dia menyatakan, pengguna telepon pintar saat ini sangat dimudahkan dengan keberadaan lembaga keuangan yang menyediakan jasa pembayaran secara real time berbasis aplikasi.

Menurutnya, penggunaan QR Code atau pembayaran menggunakan ponsel saat ini lebih digandrungi masyarakat urban yang membuat pembayaran menggunakan kartu menjadi semakin tradisional.

"Oleh sebab itu, dengan adanya seminar ini para santri dan santriwati BI berharap dapat memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk dapat melakukan kegiatan ekonomi yang bertumbuh. Hal ini tentunya akan membuat anggapan bahwa pendidikan pesantren adalah konvensional perlahan mulai pudar," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menangkap Peluang

Sandiaga Uno dan Deputi Gubernur BI Kunjungi Layanan Penukaran Uang di Monas
Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menunjukkan uang pecahan saat mengunjungi pelayanan penukaran uang di Monas, Jakarta, Rabu (23/5). Penukaran uang salah satu upaya BI untuk memenuhi kebutuhan uang pecahan jelang Idul Fitri. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Rosmaya menuturkan, beberapa pesantren dapat memulai gebrakan pengembangan ekonomi melalui identifikasi komoditas strategis potensial yang dapat dikembangkan di masa mendatang.

Setelah identifikasi, lanjutnya, pondok pesantren kemudian dapat melakukan fokus pembinaan kepada pengembangan komoditas untuk dipasarkan baik melalui pangsa offline maupun online.

"Pemanfaatan pembayaran melalui berbagai pilihan metode pembayaran online pastinya akan menjadi pilihan dalam pembelian jarak jauh. Penjual tentunya dapat menjaring lebih banyak pembeli walau terbatas jarak antara penjual dan pembeli," jelas dia.

Demi menjaga nilai yang dianut oleh para santri dan santriwati, Rosmaya mengutarakan, kegiatan transaksi bisa dilakukan via bank syariah yang kini banyak berkembang di sektor perbankan nasional.

"Dalam konteks pesantren, pembayaran dapat dilakukan menggunakan bank-bank syariah yang telah menyediakan kemudahan tersebut. Pastinya, hal ini untuk menjaga transaksi digital yang dilakukan pesantren tetap bernafaskan syariah," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya