Liputan6.com, Jakarta - PT Permodalan Nasiona Madani (Persero) atau PNM menyatakan bahwa perseroan telah mendapat nasabah masyarakat pra-sejahtera lebih dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Untuk diketahui, pada tahun ini PNM menargetkan bisa menggaet nasabah 5,75 juta orang.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menjelaskan, PNM memberikan pembiayaan dan pemberdayaan masyarakat prasejahtera melalui Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar). Hingga 21 November 2019, total jumlah nasabah Mekaar telah mencapai 5,8 nasabah yang terdiri dari perempuan pra-sejahtera pelaku usaha mikro.
Advertisement
Baca Juga
"Tutup tahun ini 5,88 juta nasabah, melebihi RKAP 5,75 juta nasabah," kata Arief, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Pencapaian nasabah tersebut melebihi target yang telah ditetapkan dalam RKAP 2019. Bahkan sampai akhir tahun ini nasabah Mekaar akan meningkat menjadi 6 juta orang. ‎"Semoga Desember 6 juta nasabah,"‎ ujarnya.
Dia mengungkapkan, dari Januari sampai November 2019 penyaluran pembiayaan program Mekaar PNM sebesar Rp 17,5 triliun, dengan total outstanding mencapai Rp 10,6 triliun, atau akumulasi Rp 30,76 triliun. Rata-rata untuk Mekaar disalurkan Rp 170 miliar per hari penerimanya bisa 20 ribuan nasabah.
"Di 2019 dari Januari sampai hari ini kami sudah menyalurkan pembiayan lebih Rp 20,6 triliun, untuk Mekaar Rp 17,5 triliun‎," ‎ tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PNM Dapat Utang Rp 1,35 Triliun dari Obligasi
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM mendapat utang sebesar ‎Rp 1,35 triliun, melalui penerbitan obligasi berkelanjutan III tahap II tahun 2019.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi mengatakan, penerbitan obligas tahap II 2019 dilakukan dalam dua seri, yaitu seri A, dengan obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp 586,5 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,40 persen. Jangka waktu obligasi Seri A adalah 3 tahun terhitung sejak tanggal emisi.Â
BACA JUGA
Seri B, Jumlah obligasi yang ditawarkan adalah sebesar Rp 763,5 juta dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,75 persen. Jangka waktu obligasi seri B adalah 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi.
"‎Realisasinya 2 minggu lalu baru terbitkan obligasi nggak besar Rp1 triliun, karena peminatnya banyak kita tambah Rp 1,35 triliun," kata Arief, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Menurut Arief, dana yang didapat dari obligasi akan disalurkan untuk pembiayaan usaha masyarakat melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) pada tahun depan.
"Obligasi untuk modal pembiayan baik Mekaar dan ULaMM. Untuk obligasi yang sudah jatuh tempo sudah kita bayar diawal," tutur dia.
‎PNM telah menorehkan pencapaian peringkat dari idA menjadi idA+ (single A plus; stable outlook) atas perusahaan, obligasi berkelanjutan, sukuk mudharabah dan medium term notes.
Pencapaian ini membuat kepercayaan investor meningkat, hal ini terbukti dari peminat obigasi dengan jangka panjang yang lebih banyak.
‎"Sebagai perseroan karena memperoeh dana dari investor kami di ratting dari singel A jadi A+. Kami terbitkan dua kupon, yang diminati 5 tahun investor percaya secara jangka panjang terjamin kesehatannya," tandasnya.
Advertisement