Repsol Cari Cadangan Migas dengan Pesawat Khusus

Industri hulu migas harus adaptif terhadap perkembangan teknologi di era industri 4.0 yang semakin berkembang pesat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 28 Jan 2020, 17:15 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 17:15 WIB
Repsol South East Jambi B.V dengan menggunakan pesawat udara yang didesain khusus untuk melaksanakan survei udara. (Dokumen SKK Migas)
Repsol South East Jambi B.V dengan menggunakan pesawat udara yang didesain khusus untuk melaksanakan survei udara. (Dokumen SKK Migas)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung penerapan teknologi mutakhir, untuk mendukung pengembangan industri hulu migas. Termasuk didalamnya untuk kegiatan eksplorasi.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, industri hulu migas harus adaptif terhadap perkembangan teknologi di era industri 4.0 yang semakin berkembang pesat.

"SKK Migas telah menempatkan teknologi sebagai salah satu pilar pada lima transformasi Hulu Migas, seperti integrated operation center (IOC) yang telah diresmikan 31 Desember 2019 yang lalu," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).

Salah satu penerapan teknologi 4.0 dengan inovasi yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama Repsol South East Jambi B.V dengan menggunakan pesawat udara yang didesain khusus untuk melaksanakan survei udara.

Pesawat tersebut akan membaca permukaan tanah dengan tujuan penemuan cadangan baru migas di wilayah kerja atau Blok South East Jambi yang sebagian besar berlokasi di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

20 Hari

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Kepala SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian selatan, Adiyanto Agus Handoyo mengungkapkan, kegiatan tersebut dilakukan Repsol dengan menggandeng Company General DuGeophisic (CGG) Aviation Indonesia, kegiatan eksplorasi Airborne Gravity-Gradiometry (AGG) di wilayah udara Kabupaten Sarolangun dilakukan selama 10 sampai dengan 20 hari.

Melalui metode ini akan dapat dengan cepat diperoleh data-data yang kemudian akan dievaluasi kegiatan eksplorasi migas, salah satunya adalah penentuan lokasi kegiatan seismik, yang nantinya kemungkinan berkembang dalam penentuan lokasi sumur eksplorasi migas.

"Dalam pelaksanaan survei udara menggunakan pesawat, KKKS Repsol memastikan semua aspek keselamatan dan lingkungan dan memenuhi ijin-ijin yang diperlukan sebagaimana yang berlaku di industri hulu migas serta standard perusahaannya dengan memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan yang berlaku di Indonesia dan Internasional," paparnya.

Beberapa keunggulan survei menggunakan pesawat udara antara lain tingkat keamanan yang tinggi, minimnya gangguan yang ditimbulkan serta tidak menimbulkan potensi yang dapat merusak lingkungan karena akan dilakukan melalui udara dan akan dilakukan dalam tempo jangka waktu yang pendek.

 

Repsol Dapat Cadangan

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya Repsol berhasil mendapatkan cadangan gas dari hasil pengeboran sumur Kaliberau Dalam 2X di Blok Sakakemang. Dari pengeboran tersebut, Repsol berhasil menemukan cadangan gas sebesar 2 triliun kaki kubik (TCF) di blok Sakakemang yang merupakan salah satu giant discovery di dunia di tahun 2019. Keberhasilan ini memacu Repsol untuk semakin agresif dalam mencari temuan migas di wilayah kerjanya.Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan SKK Migas mendukung penggunaan tekhnologi dalam kegiatan Migas.

Harapannya implementasi teknologi dapat mengurangi biaya ekplorasi juga membuat kegiatan migas dapat diawasi secara menyeluruh dan terintegrasi.

“Kami akan terus memantau hasil eksplorasi yang menggunakan pesawat udara yang dilakukan Repsol dan tentu berharap mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Karena keberhasilan Repsol melakukan survey dalam rangka eksplorasi menggunakan pesawat udara, adalah pembelajaran yang berharga untuk dapat dipelajari lebih lanjut oleh KKKS lainnya, sehingga potensi diwilayah kerja hulu migas lainnya dapat semakin dioptimalkan,"‎ tandasnya.

 

Belum Tereksplorasi

Untuk diketahui, potensi hulu migas di Indonesia masih belum tereksplorasi seluruhnya, karena dari 128 cekungan yang mengandung minyak atas gas, namun baru 20 cekungan yang sudah berproduksi, 35 cekungan dalam eksplorasi dan 73 cekungan masih menunggu untuk di eksplorasi.

Karakteristik cekungan migas di Indonesia yang tersebar diberbagai daerah dengan topografi dan ketersediaan infrastruktur yang berbeda membutuhkan pilihan-pilihan penggunaan teknologi dan peralatan pendukung untuk melakukan eksplorasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya