Dikelola Changi Airport, Menhub Bantah Jual Bandara Komodo ke Asing

Hak kelola Bandara Komodo untuk konsorsium Cardig Aero Service (CAS) dan Changi Airports International PTE LTD (CAI) selama 25 tahun hingga 2044.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Feb 2020, 11:40 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2020, 11:40 WIB
Menhub Budi Karya Pimpin Apel Lebaran 2019
Menteri Perhubungan Budi Karya memberikan keterengan kepada awak media usai apel persiapan pengamanan dan angkutan lebaran 2019 di Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu (26/5/2019). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan tak menjual Bandara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk dikelola oleh pihak swasta dan asing.

Dia menegaskan, hanya memberikan hak kelola kepada konsorsium Cardig Aero Service (CAS) dan Changi Airports International PTE LTD (CAI) selama 25 tahun hingga 2044.

"Sebelumnya saya tegaskan satu, airport ini tidak dijual ke konsorsium, hanya mendapatkan izin konsesi selama 25 tahun. Kedua, investor atau pengelola menginvestasi sejumlah uang yang luar biasa, yaitu lebih dari Rp 1,2 triliun," ujar dia pasca penandatanganan KPBU Bandara Komodo di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (7/2/2020).

Sebagai informasi, konsorsium CAS tercatat sebagai pemegang saham mayoritas pada PT Cinta Airport Flores (CAF) selaku pengelola Bandara Komodo, yakni sebesar 80 persen. Sementara 20 persen porsi saham lainnya dikuasai oleh Changi Airports International PTE LTD (CAI).

Menurut Menhub Budi, perjanjian Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk Bandara Komodo ini dilakukan dengan tujuan mendapat pendanaan lebih untuk mengembangkan lapangan udara lainnya di Tanah Air.

"Mengapa kami lakukan ini, supaya uang yang semestinya untuk pengembangan Labuan Bajo kami bisa kembangkan untuk pelabuhan atau bandara lain yang ada di Aceh, Sulawesi Utara dan sebagainya," ungkap dia.

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengungkapkan, pengembangan Bandara Komodo menjadi penting lantaran tempat ini merupakan pintu masuk menuju Labuan Bajo yang dijadikan sebagai salah satu dari lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas di 2020.

"Kami harpakan dengan adanya Airport Komodo yang nantinya akan direnovasi dan diperbaiki segala macam, sesuatunya ini akan dapat mendatangkan wisatawan dari mancenegara dan akan mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Indonesia, khususnya Labuan Bajo. Saya pikir ini adalah hal yang sangat penting untuk kemajuan destinasi Labuan Bajo ke depan," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menhub Beberkan Alasan Serahkan Pengelolaan Bandara Komodo ke Swasta

Bandara Komodo Labuan Bajo
Bandara Komodo Labuan Bajo. (Liputan6.com/Ola Keda)

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi memastikan bahwa pengelolaan Bandara Komodo di Labuan Bajo akan dipegang oleh pihak swasta asing.

Dalam sebuah sesi wawancara, Menhub mengatakan bahwa alasan dilepaskannya pengelolaan bandara di salah satu destinasi wisata laut ini agar terjadi kompetisi antarswasta dan pihak pemerintah.

"Jadi gini kalau kita lari-lari sendiri kan nggak cepet. Tapi kalau larinya ada kontestan maka akan cepat. Nah kompetisi ini yang Pak Presiden mengintruksikan kepada saya buat iklim kompetisi antar swasta dan BUMN," jelas dia di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (19/1/2020).

Menhub juga berharap agar kerja sama antar pihaknya dengan swasta bisa membangkitkan iklim ekonomi lebih bagus di Labuan Bajo.

"Kerja sama ini kita harapkan ada suatu bangkitan baru di Labuan Bajo," jelasnya.

Sebelumnya diketahui, Bandara Komodo dilepas pengelolaannya oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Diketahui pemenang tender pengelola bandara tersebut adalah PT Cardig Aero Service (CAS) dan Changi Airports International Pte Ltd. (CAI),dan Changi Airports MENA Pte Ltd.

Budi Karya menjelaskan, perjanjian kerja sama akan dilakukan pada 7 Februari mendatang.

"Jadi kita ada waktu untuk tahapan kepada investor. Kita sudah MoU tandatangannya tanggal 7 (Februari 2020) di Jakarta," terang dia.

Menhub sendiri akan melaporkan kerja sama itu kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Selasa esok (21/1/2020).

Budi Karya mengatakan penetapan pemenang konsorsium ini sudah berdasarkan proses pemilihan yang dilakukan bersama tim ahli. Dari beberapa yang mengajukan, maka terpilihlah tiga perusahaan asal Singapura tersebut.

"Kita menetapkan konsorsium untuk ketiganya. Investasinya sebanyak Rp 1,2 triliun. Di mana ini akan dilakukan biaya operasional sebanyak Rp 5.7 triliun selama 25 tahun. Selain itu juga ada jaminan Rp 5 miliar dari investor," kata Mehub Budi, dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Kamis (26/12/2019).

Menhub Budi menjelaskan, pemenang konsorsium ini nantinya akan bertugas merancang, membangun dan membiayai pembangunan fasilitas sisi udara Bandara Komodo yang meliputi perpanjangan dan perkerasan landas pacu, penambahan apron, stopway dan RESA.

Perluasan Terminal Domestik

20151227-Bandara labuan bajo
Bandara Komodo Labuan Bajo. (Wikipedia)

Sedangkan pembangunan fasilitas sisi darat akan meliputi perluasan terminal penumpang domestik, pembangunan terminal penumpang internasional, kantor dan gedung, dan fasilitas pendukung lainnya.

Kemudian tugas lainnya yakni meliputi pengoperasikan Bandara Komodo, Labuan Bajo selama masa kerja sama 25 tahun, memelihara seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo dan menyerahkan seluruh infrastruktur dan fasilitas Bandar Udara Komodo – Labuan Bajo pada saat masa kerja sama berakhir kepada PJPK.

"Yang dilakukan di Labuan Bajo untuk dapat badan usaha yang memiliki kompetensi yang lebih ada dari sekarang meningkatkan kinerja bandaranya dan dalam waktu tidak lama penumpangnya meningkat pesat jadi 4 juta dan yang penting konektivitas nasional dan internasional membuat turis jadi lebih banyak," jelas dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya