Liputan6.com, Jakarta - Wakil Mentri BUMN Budi Gunadi Sadikin (BGS) menyinggung perencanaan PT Pertamina (Persero) terkait pembangunan kilang yang menelan biaya mencapai Rp 800 triliun selama 6 tahun.
Ia menanyakan langkah apa yang akan dilakukan Pertamina jika terjadi inflection point dan berdampak pada revolusi industri.
Baca Juga
Inflection point merupakan keadaan dimana fundamental sebuah bisnis berubah tanpa kembali lagi.
Advertisement
"Sistem energi dunia tadinya dibakar berubah dengan adanya penemuan motor gerakan. Itu membangkitkan revolusi industri, merubah industri transportasi di dunia. Itu karena ada transisi energi motor bakar yang mengubah energi gerak." paparnya dalam Embracing Future Living JCC, selasa (11/02/2020).
BGS menekankan pada kemungkinan terjadinya inflection point saat pembangunan kilang berlngsung.
"Kalau spend ini belum selesai, apakah tidak ada perubahan energi ke listrik? Karena di China, Eropa, mulai terasa. Dari yang tadinya senang pakai mobil, berubah ke mobil kecil yang pakai listrik karena ramah lingkungan," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kurangi Impor
BGS menambahkan, jika nanti terjadi inflection point saat pembangunan kilang berlangsung, dan berdampak pada revolusi industri, maka investasi Rp 800 triliun ini nantinya tidak akan dipakai.
Sebelumnya, pembangunan kilang ini dilakukan sebagai upaya sublimatif untuk mengurangi impor BBM.
Advertisement