Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah anggota Komisi VII DPR RI membahas program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibilit (CSR) yang disalurkan PT Pertamina (Persero) saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Rabu (29/1/2020).
Anggota DPR tersebut di antaranya Muhammad Nasir dari Fraksi Demokrat. Dia meminta kejelasan mengenai penyaluran CSR ke wilayah daerah pemilihan (dapil) anggota dewan.
Baca Juga
"Ini kita sudah masuk sidang pertama, pulang ke dapil enggak bawa apa-apa. Jadi kita minta, apa kita buat polanya seperti tahun lalu, kira-kira seperti apa bu dirut?" kata Nasir, dikutip di Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Advertisement
Nasir pun menilai, kinerja Sekretaris Perusahaan Pertamina tidak cakap dalam menjalankan tugas menyalurkan CSR. Bahkan dia meminta pejabat tersebut dihentikan dari posisinya.
"Jadi maksud saya, ini corsec agak payah, lebih parah dari yang kemarin. Jadi sekali lagi bermasalah, saya minta diganti di corsec, jangan kita yang nyariin dia, dia yang nyariin kita," tuturnya.
Dia meminta pimpinan rapat yang kala itu dijabat Ketua Komisi VII, Sugeng Suparwoto, untuk meminta kejelasan mengenai CSR.
"Jadi, mohon izin pimpinan tolong masalah CSR biar teman-teman agar tenang dikit. Terimakasih. Wasaalam," tandasnya.
Laba Pertamina Spanjang 2019 Bakal Turun Jadi Rp 28,5 Triliun
PT Pertamina (Persero) memproyeksikan pencapaian laba bersih sepanjang 2019 sebesar USD 2,1 miliar atau setara dengan Rp 28,56 triliun. (Kurs 13.600 per dolar AS).
Angka ini jelas menurun jika dibandingkan dengan kinerja perusahaan sepanjang 2018 yang saat itu mencapai USD 2,5 miliar atau setara dengan Rp 34 triliun.
"Angka tersebut merupakan proyeksi dan belum diaudit," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI, DPR, seperti dikutip dari Antaranews.com, Senin (3/2/2020).
BACA JUGA
Heru Setiawan mengatakan hal tersebut masih banyak asumsi ataupun diskresi. Sedangkan untuk pendapatan atau revenue 2019 tercatat sebesar USD 52,4 miliar, turun jika dibandingkan tahun 2018 sebesar USD 57,9 miliar.
Laba Pertamina sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) 2019 tercatat USD 8,2 miliar, turun dibanding 2018 sebesar USD 9,2 miliar.
Advertisement