Jokowi: Harga Gula dan Bawang Putih Mulai Normal Minggu Depan

Presiden Jokowi menyatakan harga gula akan kembali normal yaitu Rp 12.500 per kg

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2020, 12:03 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2020, 12:03 WIB
Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapatkan laporan dari Menteri Syahrul Yasin Limpo harga gula akan kembali normal yaitu Rp 12.500 per kg. Hal tersebut kata Mantan Gubernur DKI Jakarta akan terjadi pada minggu depan.

"Terkait gula, kata Pak Mentan sudah menyampaikan bahwa minggu depan harga akan turun pada kondisi normal lagi Rp 12.500. Menyampaikan kepada saya bahwa gula juga sudah beberapa sudah masuk," ungkap Jokowi saat rapat terbatas untuk Persiapan Menghadapi Ramadhan dan Idul 2020 melalui telekonference di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020).

Tidak hanya gula, Jokowi juga mendapatkan kabar bahwa bawang putih juga kembali ke harga normal. Sekitar Rp 20 ribu-Rp 30 ribu per kg.

"Kita harapkan bawang putih sudah turun minggu depan atau syukur ke normal harga Rp 20-30 ribu," jelas Jokowi.

Sebelumnya, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian Agung Hendriadi, mengatakan bahwa tambahan pasokan bawang putih dan gula pasir minggu depan sudah tersedia. Hal ini dikarenakan impor mulai masuk.

“Untuk saat ini saya perlu sampaikan titik berat kita pada bawa putih dan gula pasir, mudah-mudahan akhir bulan ini atau minggu depan bawang putih dan gula pasir sudah mulai masuk, yang lainnya saya rasa aman, karena kita memproduksi terus,” kata Agung.

Menurutnya alasan kenapa dua komoditas tersebut mengalami kendala, dikarenakan bawang putih tumbuh di daerah sub-tropis, sedangakan Indonesia merupakan negara tropis, sehingga sangat sulit untuk memproduksi dalam negeri.

Selain itu, sempat terjadi kelangkaan gula pasir, dikarenakan Indonesia sebelumnya mengalami kemarau yang ekstrim, sehingga menyebabkan telatnya menggiling tebu.

“Gula kita ada keterlambatan giling karena cuaca kemarau tahun yang lalu, sehingga giling kita terlambat, gula baru kita giling,” ujarnya.

Stimulus Impor

Gula Pasir
Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Tapi menurut Agung, pemerintah melalui Menteri Koordinator perekonomian dan Kementerian Perdagangan telah membuat stimulus-stimulus untuk pemasukan bawang putih dan gula pasir, yakni dengan melakukan impor.

“Karena dua komoditas ini kita tergantung pada impor,” ujarnya.

Sementara itu, untuk komoditas lain seperti beras, jagung, bawang merah, cabe, daging ayam dan telur, ia menyebut cukup atau aman. Namun, yang terpenting sekarang adalah bagaimana tugas Kementrian pertanian menjaga para petani untuk terus mampu berproduksi. 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya