Benarkah Rokok Lebih Berbahaya Ketimbang Gula? Ini Penjelasannya

Gula diproses oleh pankreas untuk diubah menjadi energi, alkohol dipecah oleh hati menjadi senyawa yang lebih aman, dan lemak dicerna dengan bantuan empedu.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 25 Mar 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 09:00 WIB
Ilustrasi gula/freepik.com/fabrikasimf
Metode diet menghindari dan menghilangkan konsumsi tambahan gula ataupun alami. (Sumber: Freepik/fabrikasimf).... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Rokok sering menjadi sorotan dalam kampanye kesehatan karena dianggap sebagai salah satu penyebab utama berbagai penyakit serius. Berbeda dengan zat lain seperti gula, alkohol, dan lemak yang bisa diolah oleh tubuh, rokok mengandung ribuan zat kimia beracun yang tidak bisa dinetralisir oleh organ mana pun.

Mengutip dari berbagai jurnal, rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, dengan ratusan di antaranya bersifat racun dan sekitar 70 zat diketahui sebagai penyebab kanker (karsinogen). Beberapa zat berbahaya yang terkandung dalam rokok antara lain tar, nikotin, karbon monoksida, arsenik, amonia, dan formaldehida.

Tar, misalnya, adalah zat lengket yang menumpuk di paru-paru dan merusak jaringan pernapasan. Nikotin, meski tidak langsung menyebabkan kanker, bersifat adiktif dan membuat perokok sulit berhenti.

Sementara itu, karbon monoksida adalah gas beracun yang mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Tubuh manusia memiliki sistem untuk mengolah zat-zat tertentu.

Gula diproses oleh pankreas, alkohol dipecah oleh hati, dan lemak dicerna dengan bantuan empedu. Akan tetapi, tidak ada organ atau sistem dalam tubuh yang mampu menetralisir racun dari rokok.

Racun-racun ini tidak bisa diurai atau dikeluarkan secara alami. Sehingga menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Racun dari rokok terutama merusak paru-paru dan jantung. Tar yang menumpuk di paru-paru menyebabkan penyakit seperti bronkitis kronis, emfisema, dan kanker paru-paru.

Karbon monoksida yang terhirup mengurangi pasokan oksigen ke jantung, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, racun rokok juga merusak pembuluh darah, mengurangi fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko kanker di berbagai organ, seperti mulut, tenggorokan, ginjal, dan kandung kemih.

Sebagai perbandingan, zat seperti gula, alkohol, dan lemak bisa diolah oleh tubuh asalkan dikonsumsi dalam batas wajar. Gula diproses oleh pankreas untuk diubah menjadi energi, alkohol dipecah oleh hati menjadi senyawa yang lebih aman, dan lemak dicerna dengan bantuan empedu.

Meskipun konsumsi berlebihan zat-zat ini juga berbahaya, tubuh setidaknya memiliki mekanisme untuk mengaturnya. Sementara itu, rokok tidak memberikan ruang bagi tubuh untuk melakukan detoksifikasi, sehingga racunnya terus menumpuk dan merusak organ-organ vital.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya