Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melangsungkan courtesy call dengan Menteri Perdagangan Korea Selatan (Korsel) Yoo Myung Hee dalam situasi work from home (WFH) di kediamannya, Senin (6/4/2020).
Terdapat beberapa isu yang diangkat dalam pertemuan secara online tersebut. Salah satunya usul dari Pemerintah Indonesia untuk mendorong skema keuangan Local Currency Settlement with Appointed Cross Currency Dealer (LCS ACCD) selama masa penyebaran virus corona (Covid-19).
Baca Juga
Airlangga menjelaskan, skema tersebut merupakan bentuk penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing, dimana penyelesaian transaksinya dilakukan dalam yurisdiksi wilayah masing-masing.
Advertisement
"Saya berharap ini dapat memberikan jaring pengaman untuk transaksi finansial di antara kedua negara. Sebab, saya juga percaya jika situasi ekonomi global saat ini menjadi alasan utama untuk menguatkan kerjasama kita dalam menjaga stabilitas keuangan dan moneter di negara masing-masing," tutur Menko Airlangga.
Melalui LCS ACCD, skema ini mengharuskan penunjukkan Appointed Cross Currency Dealers, yakni bank untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negaranya.
LCS ACCD dengan Korsel dilakukan untuk mendorong penggunaan mata uang lokal secara lebih luas dalam penyelesaian perdagangan, sehingga mengurangi tekanan Dolar AS terhadap mata uang lokal.
Â
Indonesia Jadi Prioritas
Sementara itu, Menteri Perdagangan Korsel Yoo Myung Hee mengungkapkan, pemerintahnya telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas untuk ekspor alat kesehatan dan karantina, di samping Amerika Serikat (AS) dan Uni Arab Emirat (UAE).
"Pada sisi lain, kondisi pandemi seperti saat ini mendorong pemerintah setiap negara untuk melakukan langkah pengamanan terhadap keuangan global melalui skema pertukaran mata uang (currency swap)," ujar dia.
Advertisement