Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Akan Terkoreksi Cukup Tajam

Menurut Jokowi, ekonomi global bisa tubuh negatif, minus 2,8 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Apr 2020, 11:24 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2020, 11:20 WIB
Jokowi Buka Raker Kementerian Perdagangan 2020
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi tajam pada 2020. Penurunan tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh negara akibat pandemi Corona Covid-19.

"Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi 2020 akan terkoreksi cukup tajam," kata Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna, mengenai refocusing dan anggaran di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020).

Mantan Wali Kota Solo tersebut menjelaskan, berbagai lembaga Internasional seperti IMF dan Bank dunia juga sudah memprediksi ekonomi global 2020 akan mengalami resesi. Menurut lembaga internasional tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia bakal tumbuh negatif.

"Hitung-hitungan terakhir yang saya terima bisa tubuh negatif. Ekonomi global bisa tubuh negatif, minus 2,8 persen. Artinya tertarik sampai ke 6 persen," jelas Jokowi.

Sebab itu, kata dia, pemerintah harus menyiapkan skenario agar bisa pulih kembali. "Kita harus menyiapkan diri dengan berbagai skenario, kita juga tidak boleh pesimistis, dalam upaya pemulihan kesehatan maupun ekonomi, insyallah kita bisa," jelas Jokowi.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Dampak Corona, Pertumbuhan Ekonomi 170 Negara Diprediksi Negatif

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Petugas medis membawa penghuni panti jompo dengan gejala virus corona COVID-19 ke ambulans di Barcelona, Spanyol, Sabtu (11/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di Spanyol sebanyak 163.027 terinfeksi dan 16.606 meninggal. (AP Photo/Felipe Dana)

Sebelumnya, World Economic Forum (WEF) memandang penyebaran Virus Corona (Covid-19) mulai menunjukkan dampak ekonomi terhadap dunia. Banyak negara yang memprediksikan ekonominya akan resesi. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi sejumlah negara akan negatif.

Managing Director WEF Saadia Zahidi menjelaskan sejumlah negara tengah berlomba-lomba mengeluarkan stimulus ekonomi demi menahan gempuran efek virus Corona di sektor ekonomi.

"Pemerintah di masing-masing negara harus memikirkan jangka panjang dalam mengantisipasi dampak ekonomi dari Covid-19 ini," kata dia seperti dikutip Liputan6.com dari laporannya, Minggu (12/4/2020).

Bahkan, ditegaskannya, negara-negara berkembang lebih sulit tiga kali lipat dibanding negara maju dalam menyelesaikan Covid-19 ini. Banyak pertimbangan, mulai dari teknologi yang dimiliki kurang memadai hingga fasilitas kesehatan yang minim.

"IMF memproyeksikan bahwa 170 negara akan mengalami pertumbuhan pendapatan per kapita negatif tahun ini," tegas dia.

Untuk itu, dirinya menyarankan, dalam menanggulangi Covid-19 ini tidak hanya fokus dalam kebijakan domestik, melainkan juga ada kerja sama internasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya