Harga Gula Capai Rp 20 Ribu per Kg, Pedagang Sebut Tertinggi dalam Sejarah

Pedagang pasar meminta agar pemerintah tidak hanya menyalurkan pasokan gula di pasar modern atau ritel saja.

oleh Tira Santia diperbarui 24 Apr 2020, 14:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2020, 14:30 WIB
gula-pasir
Pekerja menunjukkan gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kemendag menyatakan, penetapan harga eceran tertinggi (HET) gula kristal putih sebesar Rp12.500 per kilogram akan dilakukan pada bulan Maret 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri, meminta agar pemerintah tidak hanya menyalurkan pasokan gula di pasar modern atau ritel saja. Pemerintah juga harus memperhatikan pasar tradisional karena saat ini pasokan telah menipis.

“Gula ini sebenarnya lebih mudahnya saya sampaikan stok yang ada tolong guyur ke pasar, kalau masih di luar pasar contoh operasi pasar di luar pasar kami yakin berpengaruh, jadi stok di pasar tuh harus banyak dan jangan ritel, dikit-dikit ritel, itu tidak ada pengaruh,” kata Abdullah kepada liputan6.com, Jumat (24/4/2020).

Karena menurut Abdullah, ia melihat sistem ekonomi yakni sistem supply dan demand harus seimbang. Kalau pasokan besar permintaan juga cukup maka harga gula otomatis akan turun sendiri.

“Kalau kita lihat ritme tahunan harga gula itu tertinggi sebenarnya Rp 15.000 kg pada 2018, walaupun kondisinya sama kita kekurangan dan kita impor. Memang setiap tahun impor, tapi ritme harganya sangat berbeda dengan sekarang, apakah mungkin karena dolar AS juga naik, dan juga kondisi Corona yang membuat seperti ini, tapi faktanya memang harga Rp 19.000 per kg itu harga tertinggi sepanjang sejarah kita,” ungkapnya.

Bahkan di beberapa daerah terutama di luar Jawa, saat ini harga gula sudah di atas angka Rp 20.000 per dolar AS. 

Maka dari itu, ia menyampaikan jika memang pemerintah sudah melakukan impor gula maka harus disalurkan ke pasar tradisional.

“Tolong kebutuhan di pasar dipenuhi, supply dan demand harus seimbang khusnya pasar tradisional, karena asumsi saya gula ini banyak dipasok ke ritel dan tidak ke pasar tradisional. Maka kami minta kepada pemerintah lebih berpihaklah kepada para pedagang jangan ke ritel terus,” ujarnya.

Dengan begitu, apabila supply dan demand aman, harga gula pasir bisa terjaga. Namun ia menyebut jika pemerintah masih berpikir operasi pasar bisa menyelesaikan masalah, pemenuhan di ritel modern bisa menurunkan harga di pasar,

“Ya cilaka pemikiran itu,” ujarnya.

Sederhananya ia meminta agar stok gula pasir yang ada ditumpahruahkan ke pasar tradisional, karena patokannya itu ada di pasar tradisional bukan di pasar modern.


Data Harga di Beberapa Daerah

gula-pasir
Pekerja tengah menata gula pasir di Gudang Bulog Jakarta, Selasa (14/2). Kesepakatan pembatasan harga eceran gula pasir atau gula kristal putih bakan dilaksanakan bulan depan oleh pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN), harga gula di beberapa daerah seperti Aceh Rp19.150 per kg, Bali Rp 19.000 per kg, Nusa Tenggara Timur Rp 19.750 per kg, Sulawesi Utara Rp 19.650 per kg, Maluku Rp 19.900 per kg, Papua Rp 19.100 per kg.

Bahkan di daerah lainnya harga gula mencapai Rp 20.000 lebih per kg, seperti di Kalimantan Tengah Rp 20.400 per kg, Sulawesi Tenggara Rp 20.250 per kg, Maluku Utara Rp 20.500 per kg.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya