Toko Online Tak Membantu, Penjualan Peritel Pakaian Turun 80 Persen

Selain sektor konveksi, penjualan di toko ritel bahan makanan atau groceries juga turun 45 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Apr 2020, 18:15 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 18:15 WIB
Penjualan Online Garmen di Zhuzhou
Pedagang memotret seorang model di sebuah toko pakaian di pasar garmen yang ada di Zhuzhou, China, 2 Maret 2020. Sejumlah besar toko pakaian dan pedagang garmen di Zhuzhou melakukan penjualan daring untuk melanjutkan pekerjaan selama memerangi wabah virus corona (Xinhua/Chen Sihan)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Fernando Repi mengatakan, usaha pelaku ritel khususnya toko pakaian menurun signifikan selama masa penyebaran virus Corona (Covid-19). Menurut catatannya, speciality store peritel konveksi turun 80 persen.

"Penjualan di toko ritel pakaian turun 80 persen karena kunjungan ke toko juga turun hingga 50 persen," kata Fernando dalam acara MarkPlus Industry Roundtable, Selasa (28/4/2020).

Dia melaporkan, angka penjualan online untuk sektor retail pada kuartal I 2020 mengalami peningkatan hingga 15 persen dibanding kuartal pertama 2019. Namun, kenaikan itu disebutnya tak banyak membantu.

"Untuk penjualan online ritel modern pada triwulan pertama tahun ini naik 15 persen, namun hanya memberikan kontribusi sekitar 8 persen dari total penjualan," jelas Fernando.

Selain sektor konveksi, penjualan di toko ritel bahan makanan atau groceries juga turun 45 persen di triwulan pertama 2020 dibanding triwulan pertama tahun sebelumnya.

"Dari 45 ribu SKU (Stock Keeping Unit), hanya 20 persen yang berikan kontribusi penjualan," ungkap Fernando.

 

PHK

Penjualan Online Garmen di Zhuzhou
Model memilih pakaian untuk siaran langsung di sebuah toko pakaian di pasar garmen yang ada di Zhuzhou, China, 2 Maret 2020. Sejumlah besar toko pakaian dan pedagang garmen di Zhuzhou melakukan penjualan daring untuk melanjutkan pekerjaan selama memerangi wabah coronavirus baru. (Xinhua/Chen Sihan)

Imbasnya, ia melanjutkan, berbagai kondisi tersebut turut berpengaruh terhadap mulai terjadinya pengurangan gaji karyawan hingga menciptakan aksi pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Beberapa peritel nasional dan lokal sudah melakukan efisiensi, diantaranya pengurangan gaji, dan juga beberapa peritel kita tahu mengurangi karyawannya," ujar Fernando.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya