Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah dengan Rp 15.380 per USD pada perdagangan Selasa (28/4), kemarin.
Kendati demikian, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam video konverensi, Rabu (29/4/2020), menyampaikan bahwa ia optimis trennya akan mengarah pada Rp 15.000 per USD.
Baca Juga
"Nilai tukar rupiah kemarin ditutup di Rp 15.380, atau memang melemah Rp 70 dari hari sebelumnya Rp 15.310 unruk level bawahnya. Sementara untuk level atasnya, Rp 15.465, dan hari sebelumnya Rp 15.460," jelas Perry.
Advertisement
Naik turunnya nilai tukar dari hari ke hari, lanjut Perry, lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor technical serta faktor-faktor berbagai perkembangan berita dari dalam maupun luar negeri.
"Untuk yang terjadi kemarin dan beberpa hari ini, memang ada beberapa faktor yang memberi tekanan pada nilai tukar, kalau dari dalam negeri tentu saja kebutuhan valuta asing dari korporasi. Kalau menjelang akhir bulan memang relatif lebih tinggi yaitu menambah permintaan untuk valuta asing," kata dia.
Rupiah di Akhir Tahun
Selain itu, Perry juga menyebutkan, upaya-upaya pemerintah di berbagai daerah untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dinilai oleh sejumlah pelaku pasar berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi.
"Tapi juga ada faktor-faktor positif baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti penawaran lelang SBN yang tinggi, Rp 44,4 triliun, itu menunjukkan bahwa minat dari investor dalam maupun luar negeri itu tinggi," beber Perry
"Secara keseluruhan kami masih meyakini, tren untuk ke depannya sampai akhir tahun, nilai tukarnya akan stabil dan menguat ke arah Rp 15 ribu per USD," imbuhnya.
Advertisement