Rupiah Masih Berkutat di 15.300 per Dolar AS, Ini Penjelasan BI

Bank Indonesia optimis tren nilai tukar rupiah akan mengarah pada Rp 15.000 per dolar AS.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Apr 2020, 09:55 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2020, 09:55 WIB
Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah dengan Rp 15.380 per USD pada perdagangan Selasa (28/4), kemarin.

Kendati demikian, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam video konverensi, Rabu (29/4/2020), menyampaikan bahwa ia optimis trennya akan mengarah pada Rp 15.000 per USD.

"Nilai tukar rupiah kemarin ditutup di Rp 15.380, atau memang melemah Rp 70 dari hari sebelumnya Rp 15.310 unruk level bawahnya. Sementara untuk level atasnya, Rp 15.465, dan hari sebelumnya Rp 15.460," jelas Perry.

Naik turunnya nilai tukar dari hari ke hari, lanjut Perry, lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor technical serta faktor-faktor berbagai perkembangan berita dari dalam maupun luar negeri.

"Untuk yang terjadi kemarin dan beberpa hari ini, memang ada beberapa faktor yang memberi tekanan pada nilai tukar, kalau dari dalam negeri tentu saja kebutuhan valuta asing dari korporasi. Kalau menjelang akhir bulan memang relatif lebih tinggi yaitu menambah permintaan untuk valuta asing," kata dia.


Rupiah di Akhir Tahun

Hari Ini, Rupiah Ditutup Menguat
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rupiah ditutup menguat 170 poin atau 1,19 persen menjadi Rp14.113 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.283 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Perry juga menyebutkan, upaya-upaya pemerintah di berbagai daerah untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dinilai oleh sejumlah pelaku pasar berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi.

"Tapi juga ada faktor-faktor positif baik dari dalam maupun luar negeri. Seperti penawaran lelang SBN yang tinggi, Rp 44,4 triliun, itu menunjukkan bahwa minat dari investor dalam maupun luar negeri itu tinggi," beber Perry

"Secara keseluruhan kami masih meyakini, tren untuk ke depannya sampai akhir tahun, nilai tukarnya akan stabil dan menguat ke arah Rp 15 ribu per USD," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya