Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 km yang menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Penyelesaian jembatan tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan pemulihan ekonomi pasca pandemi virus corona (Covid-19).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, konektivitas antar wilayah diperlukan agar pergerakan orang, barang dan logistik lebih cepat dan efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Di samping itu dengan konektivitas yang semakin baik diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan regional," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (18/5/2020).
Advertisement
Baca Juga
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari (Sultra) Yohanis Tulak Todingrara menyampaikan, pembangunan Jembatan Teluk Kendari dilaksanakan sesuai protokol kesehatan (Covid-19k, antara lain dengan menjaga jarak fisik, menggunakan masker dan menghindari kerumunan.
"Lokasi proyek juga dilengkapi bilik klinik yang bekerja sama dengan Rumah Sakit terdekat untuk pemeriksaan kesehatan rutin dua kali sehari pada pagi dan sore hari," ujar Tulak.
Jembatan Teluk Kendari utamanya dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah Kota Kendari bagian Selatan dengan daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Pelabuhan Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru.
Pengembangan Kota Kendari
Pemerintah telah mencanangkan pembangunan kawasan pelabuhan baru Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari seluas 66 ha. Kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari dari kawasan Pelabuhan di Kota Lama.
Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditas dari dan ke luar Kota Kendari maupun Sulawesi Tenggara yang dilengkapi dengan kawasan industri penunjang seluas 26 ha. Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar moda (20 ha), terminal multipurpose (32 ha), terminal penumpang (23 ha), dan tracking mangrove (24 ha).
Selain itu, Jembatan Teluk Kendari juga akan terhubung dengan jalan nasional dan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Kendari sepanjang 40 km yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari berada dibawah tanggungjawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Ditjen Bina Marga dengan konsorsium kontraktor PT. PP dan PT Nindya Karya. Pembiayaan pembangunan jembatan bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 809 miliar melalui skema kontrak tahun jamak 2015-2020.
Konstruksinya terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit (602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama (200 m). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar. Hingga 15 Mei 2020, progres konstruksi seluruhnya mencapai 92 persen.
Keberadaan Jembatan Teluk Kendari juga akan mempermudah mobilitas masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama atau Poasia yang selama ini harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari Teluk sejauh 20 km dengan waktu tempuh 30-35 menit. Dengan adanya Jembatan Teluk Kendari maka jarak semakin dekat dan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 5 menit.
Advertisement