Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku sudah mendapat banyak pelajaran dari aktivitas selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal tersebut dianggap dapat menjadi bekal pengalaman pada fase new normal pandemi virus corona (Covid-19).
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaadmatja mengatakan, pihaknya telah merancang pengaturan kerja selama masa new normal nanti. Termasuk tetap membuka kegiatan operasi di sekitar 50 persen kantor cabangnya.
"Namanya bank enggak mungkin bisa 100 persen work from home. Sebagian besar karyawan kita cabang-cabang, mungkin 40-50 harus tetap buka. Tidak bisa work from home semua," ujarnya dalam sesi siaran pers virtual, Rabu (27/5/2020).
Advertisement
Menurut dia, Bank BCA beserta kantor-kantor cabangnya tetap harus bersiaga selama tahap new normal nanti. Itu lantaran pihak perbankan belum mengembangkan pemakaian uang virtual.
Baca Juga
"Jadi kita mau enggak mau harus menyiapkan social distancing antara karyawan maupun antar nasabah yang datang ke cabang-cabang. Ini tugas kita menyediakan sanitizer, masker, juga test temperature, itu suatu hal yang harus kita lakukan," tegasnya.
Kendati demikian, Jahja mendorong pihak konsumen untuk mau belajar tentang penggunaan internet banking dan mobile banking. Dia tak menampik bahwa masih banyak konsumennya yang belum menyentuh dunia digital banking.
Melihat situasi tersebut, BCA selama masa pandemi ini disebutnya belum mau menggelontorkan uang besar-besaran untuk pengembangan layanan digital, seperti pada dompet digital Sakuku.
"Bagaimana Sakuku? Itu buat endus-endus saja. Kita tidak mungkin gelontorkan dana besar sekali, jor-joran sama pay pay ini. Biarkan mereka bermain di playground-nya sendiri," ucap Jahja.
BCA Restrukturisasi Kredit Rp 82,6 Triliun untuk 72 Ribu Debitur Terdampak Corona
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melakukan upaya strategis bagi debitur yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19). Hingga pertengahan Mei 2020, BCA sedang memproses restrukturisasi kredit sekitar Rp 65 triliun hingga Rp 82,6 triliun.
Presiden Direktur Jahja Setiaatmadja menyampaikan, nominal tersebut setara dengan 10-14 persen dari keseluruhan portofolio kredit. Jumlah tersebut berasal dari sekitar 72 ribu debitur atau 10 persen dari total debitur seluruh segmen.
"Upaya ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam mendukung kelanjutan usaha pelaku bisnis dan perekonomian nasional di tengah pandemi," kata Jahja dalam siaran pers virtual, Rabu (27/5/2020).
Jahja juga melihat adanya potensi peningkatan jumlah restrukturisasi kredit beberapa bulan ke depan hingga sekitar 20-30 persen dari total kredit yang berasal dari 250-300 ribu debitur.
Baca Juga
Adapun BCA selama kuartal pertama 2020 menunjukan pertumbuhan kinerja yang terbilang solid di tengah wabah virus corona. Seperti dana CASA yang tumbuh 17,3 persen secara year on year (YoY), mencapai Rp 568,5 triliun dan berkontribusi sebesar 76,7 persen dari total dana pihak ketiga.
Jumlah rekening juga menunjukkan tren kenaikan, yakni sebesar 13,7 persen YoY mencapai 22 juta rekening lantaran turut didukung layanan pembukaan rekening online.
Deposito tumbuh tinggi sebesar 15,1 persen YoY mencapai Rp 172,5 triliun, meskipun terdapat tren penurunan suku bunga deposito.
Total dana pihak ketiga meningkat 16,8 persen YoY menjadi Rp 741,0 triliun. Posisi likuiditas tetap kokoh dengan rasio LDR sebesar 77,6 persen.
Advertisement