Liputan6.com, Jakarta - Para pengusaha yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan terus menguat hingga ke level 12.000 per dolar AS. Penguatan itu terjadi seiring dengan AS yang terus menerus mencetak uang hingga USD 2,5 triliun.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani menjelaskan, semakin besar AS mencetak uang maka kondisi rupiah akan terus mengalami penguatan. Begitu juga dengan kondisi mata uang negara-negara lainnya.
Advertisement
Menurut Roshan Kejadian ini pernah terjadi pada 2008 hingga 2009. Di mana Amerika Serikat mencetak uang dengan jumlah besar dan membuat mata uang Garuda berada di level 9.000 per dolar AS.
Advertisement
"InsyaAllah mata uang kita atau rupiah akan berada di 12.000 per dolar AS. Jadi saya optimistis akan menguat," kata Rosan di DPR Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Dia menambahkan, kondisi penguatan tersebut juga terjadi seiring dengan berbagai kebijakan dilakukan pemerintah. Baik dari sisi fiskal maupun non-fiskal lainnya. "Jadi kita akan masih saksikan ke 12.000 per dolar AS," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rupiah Hari Ini
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di Selasa pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa (9/6/2020), rupiah dibuka di angka 13.897 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.885 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.885 per dolar AS hingga 13.901 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,26 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.973 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.956 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan meskipun rupiah sedikit melemah kemarin terhadap dolar AS tapi belum menghilangkan potensi penguatan hari ini.
"Sentimen positif terkait pembukaan ekonomi kembali di tengah pandemi masih membayangi pergerakan harga aset berisiko," ujar Ariston seperti dikutip dari Antara
Advertisement
Selanjutnya
Pada Senin (8/6) kemarin, lanjut Ariston, bursa saham global menguat karena sentimen positif tersebut.
Menurut Ariston, pasar berekspektasi ekonomi akan segera pulih dengan pembukaan ekonomi. Data tenaga kerja AS yang positif Jumat (5/6) lalu menjadi salah satu bukti awal.
"Apalagi perekonomian saat ini juga masih didukung oleh stimulus bank sentral dan pemerintahan," katanya.
Ariston memperkirakan rupiah hari ini berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp13.700 per dolar AS dan potensi resisten Rp14.000 per dolar AS.
Pada Senin (8/6) lalu rupiah melemah tujuh poin atau 0,05 persen menjadi Rp13.885 per dolar AS dari sebelumnya Rp13.878 per dolar AS.