Gara-Gara Corona, Indonesia Masuk Jurang Resesi?

Ekonom menilai resesi bukan sesuatu yang terlalu berbahaya, karena banyak negara yang mengalami resesi.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Jun 2020, 14:14 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 17:30 WIB
Pertumbuhan Ekonomi 2020 Kembali Meleset dari Target
Deretan gedung bertingkat terlihat dari jendela gedung pencakar langit di kawasan Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Resesi merupakan kata yang tak asing dalam menyangkut perekonomian dunia. Apalagi semenjak adanya wabah pandemi covid-19, banyak negara maju dan berkembang yang mengalami hal yang sama, yaitu resesi.

Menurut Ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah, kepada Liputan6.com, Rabu (24/6/2020), definisi resesi secara umum berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang negatif atau turun selama dua triwulan berturut-turut.

Kendati begitu, sebetulnya resesi bukan sesuatu yang terlalu berbahaya, karena banyak negara yang mengalami resesi. Resesi juga merupakan siklus bisnis dan sesuatu yang wajar terjadi.

Dikatakan, hal yang berbahaya itu bukan resesi tapi krisis ekonomi. Apabila suatu negara mengalami resesi masih dikategorikan negara yang masih mampu bertahan perekonomiannya, karena di triwulan selanjutnya masih ada kemungkinan untuk naik kembali.

Lebih lanjut, resesi itu adalah perlambatan ekonomi yang menurun tapi masih dikatakan sehat, dunia usahanya masih mampu bertahan.

Kemudian apakah Indonesia sudah memasuki resesi?

Tentunya, resesi bagi Indonesia sudah di depan mata. Menurut Piter, perkembangan ekonomi Indonesia sudah melambat selama adanya pandemi covid-19 ini. Bahkan Pemerintah saja sudah memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh minus 3,8  persen.

Kendati begitu, dia menilai tidak apa-apa Indonesia mengalami resesi, karena merupakan hal yang wajar. Indonesia tidak sendiri mengalaminya, semua negara kompak mengalami resesi.

Hal yang terpenting dunia usaha masih bisa bertahan, dan Non Performing Loan (NPL) dari dunia usaha terhadap sektor perbankan juga masih sehat, yakni di bawah 5 persen.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ekonom: Hampir Semua Negara Masuk Jurang Resesi

Target Pertumbuhan Ekonomi
Deretan gedung bertingkat dan pemukiman warga di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Resesi memiliki definisi pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Dalam arti resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi berada di bawah nol persen selama dua kuartal. Hal itu disampaikan oleh ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah.

Piter melanjutkan, resesi merupakan siklus ekonomi biasa. Apabila suatu negara mengalami resesi, maka bisa dikatakan hal yang wajar dan umum.

Di tengah pandemi covid-19 ini banyak negara yang sudah mengumumkan resesi, seperti China, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya.

Menurutnya, Indonesia akan masuk jurang resesi jika dalam dua kuartal ini akan mengalami ekonomi tumbuh negatif. Ia pun mencontohkan, jika di kuartal II ini ekonomi Indonesia tumbuh negatif dan kemudian kuartal ketiga dan keempatnya berbalik naik, maka di 2021 bisa dikategorikan masuk ke tahap recovery.

Piter melihat hingga saat ini dunia usaha di Indonesia masih bisa dikatakan bertahan. Karena definisinya resesi itu hanya dua kuartal berturut-turut mengalami penurunan ekonomi, berbeda dengan krisis yang pertumbuhan ekonominya turun sangat dalam.

“Kalau krisis dia tidak berbicara pertumbuhan ekonomi turun tapi terjadi permasalahan di dalam perekonomian, perusahaan-perusahaan colleps, NPL-nya naik melonjak tinggi terjadi kredit macet dan menyebabkan terjadi ketidakstabilan keuangan,” kata Piter kepada Liputan6.com, Rabu (24/6/2020).

Sakit Flu

BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,4 Persen di 2019
Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurutnya, sekarang sudah hampir semua negara masuk resesi. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk menyebut negara mana yang paling terkena resesi, melainkan yang paling penting saat ini yaitu melihat negara mana dan siapa yang tidak mengalami resesi dampak covid-19.

“Resesi itu kayak orang sakit flu, susah kita berbicaranya, maksudnya sudah sering yang mengalami resesi. Perhatian orang itu seharusnya pada krisis karena resesi itu merupakan siklus bisnis. Sekarang kita perkirakan Indonesia sudah mengalami resesi di depan mata,” katanya.

Meskipun Piter menyebut Indonesia tidak sering mengalami resesi, tapi untuk saat ini seluruh dunia mengalami resesi termasuk Indonesia. Resesi itu sudah sering terjadi, utamanya di negara-negara yang sudah mapan dan sudah stabil perekonomiannya, seperti Jepang.

“Kalau yang sudah mapan dan stabil itu tumbuh 1-2 persen biasa, terus turun biasa, tumbuhnya negatif biasa satu triwulan, lalu dua triwulan naik lagi,” katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya