Naik 10 Persen, Uang Beredar di Mei 2020 Capai Rp 6.468 Triliun

BI mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meningkat pada Mei 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Jun 2020, 12:15 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2020, 12:15 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meningkat pada Mei 2020.

Posisi M2 tercatat Rp 6.468,2 triliun pada Mei 2020 atau tumbuh 10,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,6 persen (yoy).

"Akselerasi pertumbuhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponennya, baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham," terang Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko dalam keterangan resmi, Selasa (30/6/2020).

Adapun pertumbuhan M1 ini, meningkat dari 8,4 persen (yoy) pada April 2020 menjadi 9,7 persen (yoy) pada Mei 2020, disebabkan oleh peningkatan giro Rupiah.

Selain itu, pertumbuhan uang kuasi tercatat sebesar 10,5 persen (yoy) pada Mei 2020, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,5 persen (yoy).

Surat berharga selain saham juga tumbuh 37,5 persen (yoy) pada Mei 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya 20,6 persen (yoy).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Faktor Pendorong

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, peningkatan M2 pada Mei 2020 disebabkan oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih serta ekspansi operasi keuangan pemerintah.

"Aktiva luar negeri bersih pada Mei 2020 meningkat sebesar 18,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada April 2020 sebesar 15,8 persen (yoy)," beber Onny.

Selain itu, lanjut dia, keuangan pemerintah tercatat ekspansi sejalan dengan peningkatan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat, dari 1,7 persen (yoy) pada April 2020 menjadi 11,0 persen (yoy) pada Mei 2020. Sementara itu, penyaluran kredit pada Mei 2020 tumbuh 2,4 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,1 persen (yoy).


Uang Beredar di Masyarakat Capai Rp 6.238 Triliun hingga April 2020

20151101-Penyimpanan Uang-Jakarta
Tumpukan uang di ruang penyimpanan uang BNI, Jakarta, Senin (2/11/2015). Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat jumlah rekening simpanan dengan nilai di atas Rp2 M pada bulan September mengalami peningkatan . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada April 2020. Posisi M2 April 2020 tercatat Rp6.238,3 triliun atau tumbuh 8,6 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,1 persen (yoy).

Perlambatan pertumbuhan M2 tersebut disebabkan oleh perlambatan seluruh komponennya, baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham.

Dikutip dari laporan Bank Indonesia, Rabu (3/6/2020), M1 tumbuh melambat dari 15,4 persen (yoy) pada Maret 2020 menjadi 8,4 persen (yoy) pada April 2020 disebabkan oleh perlambatan giro rupiah.

Selain itu, uang kuasi pada April 2020 tumbuh melambat, dari 10,8 persen (yoy) pada Maret 2020 menjadi 8,5 persen (yoy). Perlambatan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari 44,6 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 20,6 persen (yoy) pada April 2020.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan pertumbuhan M2 pada April 2020 disebabkan oleh kontraksi operasi keuangan pemerintah dan perlambatan penyaluran kredit.


Selanjutnya

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Tumpukan uang kertas rupiah rusak yang akan ditukarkan di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Adapun syarat penukaran uang rusak adalah minimal 2/3 bagian uang masih utuh dan masih ada nomor seri. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat melambat, dari 14,5 persen (yoy) pada Maret 2020 menjadi 1,7 persen (yoy). Penyaluran kredit juga mengalami perlambatan pada April 2020, dari 7,2 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 4,9 persen (yoy).

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih pada April 2020 tumbuh sebesar 15,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2020 sebesar 13,9 persen (yoy), sehingga menahan perlambatan uang beredar.  

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya