Uang Beredar di Desember 2019 Capai Rp 6.138,3 Triliun

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Desember 2019.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Jan 2020, 12:15 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2020, 12:15 WIB
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Desember 2019.

Posisi M2 pada Desember 2019 tercatat Rp 6.136,5 triliun atau tumbuh 6,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1 persen (yoy).

Dikutip dari laporan Bank Indonesia, Jumat (31/1/2020), perlambatan pertumbuhan M2 disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan surat berharga selain saham.

Uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh melambat, dari 10,5 persen (yoy) pada November 2019 menjadi 7,5 persen (yoy) pada Desember 2019, terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan uang kartal dan giro rupiah.

Perlambatan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari 31,3 persen pada bulan sebelumnya menjadi 26,5 persen (yoy) pada Desember 2019.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Uang Kuasi

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, komponen uang kuasi tumbuh meningkat, terutama didorong oleh pertumbuhan giro valas, sehingga menjadi faktor penahan perlambatan pertumbuhan uang beredar yang lebih dalam.

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan M2 pada Desember 2019 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih dan aktiva dalam negeri bersih. Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih melambat, dari 4,6 persen (yoy) pada November 2019 menjadi 4,4 persen (yoy).

Sementara itu, perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih terutama disumbang oleh penyaluran kredit yang melambat menjadi 5,9 persen (yoy) dari capaian pada bulan sebelumnya sebesar 7 persen (yoy).

Di sisi lain, operasi keuangan pemerintah justru tercatat ekspansi sebesar 3,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan ekspansi bulan sebelumnya sebesar 2,4 persen (yoy). Ekspansi operasi pemerintah tersebut sekaligus menjadi faktor penahan perlambatan M2 lebih dalam lagi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya