Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bank BRI Sunarso optimis pertumbuhan kredit perbankan tahun 2020 tetap tumbuh positif di masa pandemi Covid-19. Secara khusus Sunarso optimis pertumbuhan kredit Bank BRI tahun ini sekitar 4 persen-5 persen.
"BRI optimis bisa tumbuh 4 persen-5 persen, yang penting kredit bisa tumbuh," kata Sunarso dalam konferensi pers di Menara Radius Prawiro, Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Dia mencontohkan skema pinjaman KUR Bank BRI tahun ini ditargetkan Rp 120 triliun. Jika ini semua terserap di masyarakat, artinya sudah ada 120 triliun kredit perbankan yang tumbuh.
Advertisement
Belum lagi penempatan dana pemerintah sebesar Rp 30 triliun. Dana program PEN ini juga jika terserap dengan baik akan menghasilkan pertumbuhan kredit.
Baca Juga
Penyaluran kredit ini kata Sunarso sangat ditunggu para pelaku usaha yang telah kehabisan modal. Cara ini juga bisa menyelamatkan dari resiko PHK karyawan dan
"Ini akan disambut baik. Ini (kredit) akan tumbuh ps6otif untuk kontribusi pertumbuhan ekonomi secara nasional," kata dia.
Sebelum virus corona mewabah di Indonesia, pertumbuhan kredit di industri perbankan sekitar 6 persen. Hanya saja pertumbuhan tiap bank tentu saja berbeda.
"Tahun ini pun kredit masih tumbuh positif bahwa berapa persentasenya, yang ingin saya katakan tahun ini pun kredit kita produk proyeksikan akan tumbuh positif itu yang paling penting," tutur Sunarso.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Subsidi Bunga KUR Cair, BRI Salurkan ke 214 Ribu Nasabah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyalurkan stimulus tambahan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahap pertama yang telah diterima dari pemerintah pada Selasa (30/6) kepada lebih dari 214 ribu debitur KUR. Tambahan subsidi bunga ini merupakan implementasi kebijakanPeraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian(Permenko) No 08 Tahun 2020 dalam rangka menyelamatkan pelaku UMKM.yang terdampak Covid-19.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso menjelaskan, kriteria utama penerima tambahan subsidi ini mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 255 Tahun 2020, bahwa penerima KUR yang mengalami penurunan pendapatan atau omzet karena gangguan usaha di tengah pandemi COVID-19, dan/atau mengalami gangguan proses produksi karena dampak pandemi Covid-19.
“Selain itu, secara administratif sampai dengan 29 Februari 2020 memiliki outstanding pinjaman dan kualitas pinjamannya tercatat performing loan," Sunarso.
Secara teknis, tambahan subsidi bunga yang dibayarkan pemerintah akan dimasukan ke rekening pinjaman debitur dan tidak dapat diambil secara tunai untuk cadangan beban pem bayaran bunga atau meringankan pembayaran bunga bulan berikutnya. “Selanjutnya debitur yang dinyatakan berhakmenerima tambahan subidi bunga, akan menerima stimulus sebesar 6% dan selama 3 bulan berikutnya sebesar 3% efektif/tahun paling lama sampai dengan 31 Desember 2020” ujar Sunarso.
Melalui upaya-upaya penyelamatan ini, diharapkan nantinya dapat mengembalikan daya tahan ekonomi pelaku UMKM yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Sebelumnya, pada Rabu (24/04) BRI bersama bank BUMN lain telah mendapatkan penempatan dana dengan total Rp 30 Triliun dari pemerintah untuk tambahan penguatan likuiditas.
“BRI berkomitmen penuh mendukung langkah-langkah pemerintah untuk terus mendorong sektor riil utamanya UMKM sehingga tetap bertahan dan berkembang di tengah kondisi yang sulit saat ini,” tutup Sunarso
Informasi mengenai BANK BRI dapat diakses melalui situs www.bri.co.id
Advertisement
BRI Buka Akses Luas buat UMKM yang Butuh Pembiayaan
Pandemi Corona memukul hampir seluruh lini bisnis. UMKM jadi salah satu sektor yang termegap-megap menghadapi Corona, terlebih bagi usaha mikro. Meski demikian, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank pendukung UMKM terus mendorong keberlangsungan bisnis usaha kecil, mikro dan menengah meskipun pandemi belum usai.
Direktur Konsumer BRI Handayani menyatakan, UMKM memegang porsi portofolio sebanyak 78 persen, oleh karenanya bank tidak hanya diam dan membiarkan usaha kecil apalagi mikro harus gulung tikar, namun gerak cepat memberi keringanan serta bantuan untuk UMKM.
"BRI itu 78 persen portfolionya dari UMKM, jadi bisnis BRI di-drive oleh UMKM, jadi kita sangat concern untuk memastikam sustainability UMKM berjalan, karena itu major drive kita," ujar Handayani dalam Live Stream Fest Vol. 4 x BRI, Minggu (28/6/2020).
Menurut Handayani, ketika UMKM bisa diselamatkan, ekonomi Indonesia pun turut bisa diselamatkan. Apalagi, UMKM berkontribusi 60,2 persen terhadap PDB dan 99 persen terhadap ketersediaan tenaga kerja.
"UMKM ini memberi dampak besar karena 60,2 persen PDB itu dari UMKM dan 99 persen ketersediaan tenaga kerja juga di-drive di UNKM, maka ketika kita bisa menyelamatkan UMKM, kita bisa selamatkan ekonomi Indonesia," ujarnya.
Untuk itu, BRI dengan giat memperkenalkan program pembiayaan dengan syarat yang mudah dan bunga yang rendah, bahkan 0 persen. Contohnya seperti program Ceria, digital lending BRI, yang menerapkan bunga 0 persen untuk pinjaman dengan tenor 30 hari. Lalu, program pembiayaan yang mirip dengan Pay Later.
Nasabah bisa membayar secara bertahap mulai dari minimal 5 persen dari total pinjaman, sehingga pelaku usaha bisa lebih leluasa mengatur likuiditasnya, dan banyak lagi.
"Kita buka akses seluas-luasnya untuk teman-teman UMKM yang butuh pembiayaan. Syaratnya mudah, cukup siapkan NPWP, KTP dan tidak memiliki catatan buruk (dalam kredit)," ujar Handayani.
Transaksi Digital BRI Tumbuh 4 Kali Lipat di Tengah Pandemi Corona
Pandemi Corona memaksa kegiatan ekonomi berhenti sejenak. Berbagai aktivitas terganggu termasuk bagi layanan perbankan. Namun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) masih mencatatkan pertumbuhan transaksi digital yang signifikan.
Direktur Konsumer BRI Handayani menyatakan, transaksi internet banking dan transaksi perbankan berbasis e-commerce meningkat 4 kali lipat sejak Maret. Tepatnya saat kebijakan antisipasi penyebaran wabah virus Corona mulai diterapkan pemerintah, seperti PSBB, WFH (work from home) dan lainnya.
"Dari Maret diterapkannya PSBB, WFH dan lainnya, ini sangat cepat, terbukti transaksi internet banking dan yang berbasis e-commerce meningkat hampir 4 kali lipat dari kondisi sebelum Maret. Growth berbasis digital sangat luar biasa," kata Handayani dalam acara Live Stream Vol. 4 x BRI, Minggu (28/6/2020).
Pandemi Corona menjadi sebuah stopper atau momentum bagi bisnis khususnya perbankan untuk meninjau ulang rencana kerja mereka. Oleh karenanya, adaptasi dibutuhkan untuk mendukung keberlanjutan usaha.
"Pandemi ini memang sangat luar biasa pembelajarannya. Ini jadi sebuah stopper untuk kita, untuk review kembali apakah yanh sudah dilakukan ini sudah in the right track atau belum," jelas dia.
Adapun dalam keterangan resminya, BRI mencatatkan pertumbuhan digital dengan nominal volume mencapai Rp 1.928 triliun dengan jumlah transaksi 2,73 miliar.
Transaksi elektronik banking pada April 2020 secara YoY tumbuh sebesar 18,71 persen untuk jumlah transaksi, dan 7,94 persen untuk volume transaksi.
Selain itu, transaksi Internet Banking/BRImo maupun SMS Banking mengalami kenaikan YoY sebesar 73,08 persen dari sisi jumlah transaksi dan 21,08 persen dari sisi volume transaksi.
Advertisement