Liputan6.com, Jakarta
Pemerintah menargetkan pembangunan Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang selesai pada 2020.Â
Â
Progres pekerjaan fisik Bendungan untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional ini telah mencapai 59,72 persen.
Â
"Berdasarkan laporan jadwal pelaksanaan, bendungan direncanakan selesai tahun 2023. Namun hari ini saya minta agar pelaksanaan pekerjaan bisa dipercepat dan diselesaikan lebih cepat, yakni pada tahun 2022," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Selasa (30/6/2020).
Â
 Bendungan yang termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional ini memiliki daya tampung cukup besar yakni 250 juta m3.
Â
Dengan daya tampung sebesar itu, Bendungan Cipanas akan mampu mengairi jaringan irigasi seluas 7. 432 hektar untuk lahan pertanian di Kabupaten Sumedang dan sebagian Kabupaten Indramayu.Â
Â
Biaya pembangunan bendungan sebesar Rp 1,3 triliun bersumber dari APBN yang dilaksanakan dengan dua paket konstruksi.
Â
Paket pertama dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya - PT. Jaya Konstruksi KSO. Sementara paket 2 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero).Â
Â
Â
Saksikan video di bawah ini:
Penuhi Kebutuhan Air Baku
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 400 meter.
Â
Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.703 hektar.
Â
Bendungan multifungsi ini juga memiliki fungsi lain untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik. Sekaligus berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 MW.Â
Â
Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektar ini juga akan dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya.
Â
Hal ini dikarenakan kemampuan mengurangi debit banjir sebesar 250 m3/detik serta memiliki potensi untuk wisata.Â
Â
 "Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya, jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun," jelas dia.
Â
Reporter: Sulaeman
Â
Sumber: Merdeka.comÂ
Â
Â
Â
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓