Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki yakin bahwa lebih dari 10 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akan go digital alias terhubung dengan platform digital pada tahun ini. Sejauh ini, sudah ada 8 juta pelaku UMKM yang sudah terhubung dengan platform digital.
"Jadi presiden (Jokowi) menargetkan digitalisasi 10 juta UMKM tahun ini. Tapi keyakinan kami bisa lampaui dari itu," tegas Teten dalam diskusi virtual via YouTube, Rabu (8/7/2020).
Dia menjelaskan, bahwa penting bagi UMKM terhubung ke ekosistem digital atau go digital untuk mengakses pasar yang lebih luas. Sekaligus mengintegrasikan dengan pembayaran berbasis digital yang dianggap lebih efisien.
Advertisement
Melalui digitalisasi akan memudahkan pemerintah untuk mengembangkan record digital. Yakni kesehatan usaha bisa dijadikan referensi oleh lembaga pembiayaan untuk membantu modal kerja dan investasi dari UMKM.
Terlebih UMKM yang bisa bertahan saat ini adalah yang terhubung dengan platform online, dan juga UMKM yang berhasil beradaptasi bisnisnya. Untuk itu, ia mendorong pelaku usaha disektor ini mampu berinovasi dalam merespons perkembangan pasar yang dinamis, salah satunya dengab go digital tersebut.
"Kita terus dorong, ke depan akan ada perubahan perilaku konsumen yang berbelanja secara online. Hal itu menjadi penting untuk kita mempercepat modernisasi UMKM," tukasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Demi UMKM Go Digital, Luhut Minta Dukungan BPOM
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pentingnya dukungan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) bagi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Dukungan tersebut di antaranya adalah melalui simplifikasi proses notifikasi untuk pencantuman logo BBI.
"Dalam rangka mendukung Gerakan Nasional BBI, BPOM ini sangat penting, karena perlu adanya simplifikasi pencantuman logo. Sudah saya lihat hampir semua produk mencantumkannya. Kita harus gaungkan terus ke depan soal ini (BBI)," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa (7/7).
Menurutnya BPOM tidak bisa serta merta dengan pemberian logo saja, melainkan juga harus melihat dari segi kualitas, seperti keamanan, kesehatan, dan sebagainya. Hal ini agar produk UMKM asal Indonesia berkualitas dunia.
Selain itu, ia juga meminta BPOM perlu terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada para UMKM di dalam negeri. Sehingga pelaku UMKM paham seperti apa supply and demand yang berkualitas.
Untuk menunjang hal tersebut, lanjut Menko Luhut, sebagai organisasi modern yang terus melakukan perubahan, BPOM harus terus melakukan tiga hal yakni Percepatan, Penyederhanaan, dan Pembinaan.
“Ini saran saya ya, jadi perlu ada perubahan lebih baik lagi. Seperti percepatan, memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bagi UMKM. Mereka mendaftar melalui online sudah lebih 800 ribu, terhitung dalam 1 bulan lebih 1 minggu. Artinya pencapaian kita sudah bagus. Tapi kalau kita tidak membantu mereka, mereka akan keluar lagi," ujarnya.
Advertisement