Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres), Maruf Amin menjelaskan, pemerintah telah memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Mulai dari bantuan sosial tunai, sembako sampai menanggung biaya tagihan listrik bagi sebagian pelanggan PLN.
Sayangnya berbagai bantuan itu, tidak mampu menahan penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di kuartal-I tahun 2020. Pertumbuhan ekonomi malah mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal-I tahun 2019.
Baca Juga
Untuk itu, Wapres menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal-II tahun 2020 akan tumbuh negatif.
Advertisement
"Pertumbuhan ekonomi kuartal-I sudah mengalami perlambatan, hanya tumbuh 2,97 persen dibanding kuartal-I 2019. Diperkirakan akan tumbuh negatif pada kuartal-II ini," kata Maruf Amin saat menyampaikan Keynote Speech di acara Launching Buku Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi, Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional, Jakarta, Senin (13/7/2020).
Menurut Wapres, kondisi ini dipicu oleh pemberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah tempat. Sebab, selama PSBB berlangsung roda ekonomi di beberapa sektor berhenti atau berjalan lambat.
"Adanya PSBB sangat berpengaruh pada kegiatan ekonomi," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dampak Ekonomi
Untuk itu, kata Maruf, selain melakukan berbagai upaya pengendalian penyebaran virus, penting juga untuk menahan dampak ekonomi. Agar perekonomian Indonesia tidak terpuruk terlalu dalam dan bisa bangkit kembali.
Demi mendorong ekonomi dapat kembali bergerak, pemerintah memutuskan untuk mulai melakukan pembukaan aktivitas ekonomi dengan syarat tertentu. Hal ini yang dimaksud dengan dengan tatanan baru.
Masa normal baru (new normal) dimaknai sebagai upaya kembali membuka aktivitas ekonomi secara selektif. Pembukaan ini dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan.
"A new normal yaitu sebuah upaya untuk kembali membuka secara selektif gerak roda perekonomian tetapi secara bersamaan kita menerapkan protokol pencegahan covid 19 secara ketat. Inti tatanan baru adalah melakukan perubahan," kata dia.
Â
Advertisement
Perubahan Perilaku Masyarakat
Perubahan perilaku masyarakat terutama dalam hal kebiasaan menggunakan masker dan menjaga jarak menjadi syarat penting. Sisi lain, pelaku ekonomi dituntut agar lebih kreatif dalam menyediakan layanan dan inovasi produk yang tepat untuk kepentingan pencegahan covid 19.
"Untuk mendorong pertumbuhan tersebut dibutuhkan gagasan baru, sumbangan pemikiran konstruktif dari berbagai pihak tentu sangat dibutuhkan," pungkasnya.