Wapres Ma'ruf Amin Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2020 Negatif

Wapres Maruf Amin menjelaskan, pemerintah telah memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-1

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jul 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 13:00 WIB
Wapres Ma'ruf Amin Tutup Rakornas Indonesia Maju
Wapres Ma'ruf Amin memberikan pidato sekaligus menutup Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Kegiatan tersebut untuk mensinergikan program-program pemerintah pusat dengan daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres), Maruf Amin menjelaskan, pemerintah telah memberikan berbagai bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. Mulai dari bantuan sosial tunai, sembako sampai menanggung biaya tagihan listrik bagi sebagian pelanggan PLN.

Sayangnya berbagai bantuan itu, tidak mampu menahan penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di kuartal-I tahun 2020. Pertumbuhan ekonomi malah mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal-I tahun 2019.

Untuk itu, Wapres menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal-II tahun 2020 akan tumbuh negatif.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal-I sudah mengalami perlambatan, hanya tumbuh 2,97 persen dibanding kuartal-I 2019. Diperkirakan akan tumbuh negatif pada kuartal-II ini," kata Maruf Amin saat menyampaikan Keynote Speech di acara Launching Buku Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi, Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional, Jakarta, Senin (13/7/2020).

Menurut Wapres, kondisi ini dipicu oleh pemberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah tempat. Sebab, selama PSBB berlangsung roda ekonomi di beberapa sektor berhenti atau berjalan lambat.

"Adanya PSBB sangat berpengaruh pada kegiatan ekonomi," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dampak Ekonomi

Wapres Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin (Istimewa)

Untuk itu, kata Maruf, selain melakukan berbagai upaya pengendalian penyebaran virus, penting juga untuk menahan dampak ekonomi. Agar perekonomian Indonesia tidak terpuruk terlalu dalam dan bisa bangkit kembali.

Demi mendorong ekonomi dapat kembali bergerak, pemerintah memutuskan untuk mulai melakukan pembukaan aktivitas ekonomi dengan syarat tertentu. Hal ini yang dimaksud dengan dengan tatanan baru.

Masa normal baru (new normal) dimaknai sebagai upaya kembali membuka aktivitas ekonomi secara selektif. Pembukaan ini dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan.

"A new normal yaitu sebuah upaya untuk kembali membuka secara selektif gerak roda perekonomian tetapi secara bersamaan kita menerapkan protokol pencegahan covid 19 secara ketat. Inti tatanan baru adalah melakukan perubahan," kata dia.

 

Perubahan Perilaku Masyarakat

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin. (dok Setwapres)
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin. (dok Setwapres)

Perubahan perilaku masyarakat terutama dalam hal kebiasaan menggunakan masker dan menjaga jarak menjadi syarat penting. Sisi lain, pelaku ekonomi dituntut agar lebih kreatif dalam menyediakan layanan dan inovasi produk yang tepat untuk kepentingan pencegahan covid 19.

"Untuk mendorong pertumbuhan tersebut dibutuhkan gagasan baru, sumbangan pemikiran konstruktif dari berbagai pihak tentu sangat dibutuhkan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya