Dirut Angkasa Pura II Optimistis Industri Penerbangan Nasional Pulih Tahun Depan

Untuk menyokong kinerja, Angkasa Pura II mengandalkan pengangkutan barang dalam menopang pendapatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2020, 19:40 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 19:40 WIB
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, di Gedung VIP Terminal 3 Bandara Internasional Soetta, Rabu (11/12/2019).
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, di Gedung VIP Terminal 3 Bandara Internasional Soetta, Rabu (11/12/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin memperkirakan industri penerbangan nasional baru bisa pulih pada pertengahan 2021. Sedangkan industri penerbangan global baru bisa pulih pada 2023.

"Untuk internasional traffic itu baru bisa recovery sekitar pertengahan 2023 atau paling cepat akhir 2022. Itu untuk internasional," ujarnya dalam diskusi online, Jakarta, Kamis (16/7/2020).

"Bicara Indonesia, sedikit berbeda seperti Bandara Soekarno-Hatta, itu adalah domestic hub dan sebagai domestic hub berarti traffic-nya sangat tinggi dan kalau kita lihat paling tidak pertengahan tahun depan sudah bisa recovery seperti tahun lalu," sambungnya.

Saat ini untuk menyokong kinerja, Angkasa Pura II mengandalkan pengangkutan barang dalam menopang pendapatan. Tercatat perusahaan pelat merah itu pernah memberangkatkan kargo sebanyak 900.000 ton.

"Gambaran umum, kami pernah mencapai volume terase kargo kita di bandara-bandara Angkasa Pura II pernah menembus angka 900.000 ton. Sehingga kalau angka ini bisa kita jaga diluar penerbangan mengangkut orang, perusahaan masih punya harapan," jelasnya.

Pandemi Virus Corona tidak hanya menimbulkan kesulitan kinerja keuangan bagi Angkasa Pura II tetapi juga bagi maskapai. Tercatat, hingga kini ada 102 pesawat dari berbagai maskapai yang terparkir di bandara kelolaan Angkasa Pura II.

"Mudah-mudahan pertengahan tahun depan sudah mulai recovery. Maskapai sudah bisa mendatangkan armadanya. Sekarang ada 102 pesawat yang grounded, yang maskapainya belum menerbangkan pesawatnya karena demand yang belum, karena maskapainya yang belum maintenance, ada juga persoalan dengan mitra dan sebagainya," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya