Ada Pandemi, Pelindo II Tunda Lepas Saham Anak Usaha

Pelindo II saat ini akan fokus merealisasikan strategi konkret agar industri pelabuhan dapat bertahan di tengah Covid-19.

oleh Athika Rahma diperbarui 24 Jul 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2020, 18:45 WIB
Aktivitas Bongkar Muat di JICT Tanjung Priok
Sebuah Kapal container bersandar di pelabuhan JICT, Jakarta Utara, Rabu (25/3/2015).Pelindo II mencatat waktu tunggu pelayanan kapal dan barang sudah mendekati target pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) berencana menunda sementara proses ekspansi pelabuhan asing imbas pandemi Covid-19 yang belum usai.

Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono menyatakan, Pelindo II saat ini akan fokus merealisasikan strategi konkret agar industri pelabuhan dapat bertahan di tengah Covid-19. Meski demikian, sebenarnya sudah ada beberapa pelabuhan asing yang telah dibidik.

"Covid-19 memberikan pelajaran bagi kita untuk melakukan revisi strategi. Pelabuhan yang kita bidik itu seperti Vietnam, Bangladesh, tapi kelihatannya mereka terhantam cukup berat, sehingga pasti kita review ulang," jelas Arif dalam diskusi bersama wartawan, Jumat (24/7/2020).

Tidak hanya itu, Pelindo IIjuga menunda rencana Initial Public Offering (IPO) anak usahanya, PT Pelabuhan Tanjung Priok, sampai dengan kondisi yang belum bisa ditentukan.

"IPO ini dengan tegas saya sampaikan, dihold dulu karena situasi nggak memungkinkan," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kembangkan Potensi Domestik

Aplikasi MOS Pelabuhan Tekan Biaya Lebih Hemat
Suasana Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/2). PT Pelindo II mulai menerapkan pelayanan aplikasi MOS sehingga berhasil menekan biaya dan waktu operasional menjadi lebih cepat hemat dan mudah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dengan demikian, pihaknya kini akan fokus mengembangkan potensi domestik untuk menggairahkan ekonomi nasional, dengan penyesuaian tertentu di tengah pandemi.

Misalnya, dengan berkolaborasi untuk mengeksplorasi potensi pelabuhan-pelabuhan di daerah Timur Indonesia agar bisa bermanfaat ke ekonomi nasional.

Dan yang terpenting ialah melakukan efisiensi serta mendorong belanja dalam negeri, misalnya dalam pengadaan suku cadang alat-alat di pelabuhan.

"Karena ekspansi nggak mungkun, yang paling bisa adalah memastikan dan memperbaiki struktur cost, efisiensi. Contoh ini, mendomestikan semua sparepart, ini real bisa kita lakukan dan bisa kasih peluang ke industri domestik," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya