Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat dalam menghadapi tantangan yang akan datang sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilatih dapat menjadi seorang wirausahawan (entrepreneur) yang terdidik dan terlatih. Serta mampu memanfaatkan peluang bisnis dimasa pendemi dan new normal seperti saat ini.
Hal itu disampaikan oleh Arif Rahman Hakim, Deputi Bidang Pengembangan SDM, saat membuka Pelatihan Kewirausahaan bagi 60 orang peserta pelatihan kewirausahaan bidang pariwisata dan home decor di Brebes pada tanggal 25-27 Juli 2020 yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah.
Lebih lanjut, Arif menyampaikan untuk peningkatan kualitas SDM UMKM diperlukan sinergi dengan beberapa stakeholder lain seperti expert smesco, PLUT dan Balatkop provinsi Jateng. Arif berharap melalui pelatihan seperti ini, peserta dapat menangkap peluang yang diberikan oleh pemerintah dalam pengadaan barang dan jasa dan aktif dalam melakukan networking.
Advertisement
"Nanti setelah pariwisata dibuka pada masa new normal, maka UMKM brebes harus siap menghadapi persaingan, untuk itu, di daerah Brebes perlu kita bentuk koperasi yang bergerak di bidang pariwisata," jelasnya.
Deputi Bidang Bidang Pengembangan SDM Arif Rahman juga menjelaskan, tujuan pelatihan ini adalah untuk menyiapkan UKM agar selalu eksis dan mampu beradaptasi pada masa pandemi dan new normal. Khususnya di bidang pariwisata dan home decor serta mewujudkan UMKM naik kelas.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah juga memberikan motivasi kepada peserta agar terus eksis dalam masa pandemi ini, dan menekankan perlunya sebuah branding bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Teten Minta UMKM Cepat Beradaptasi di Pasar Digital
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak seluruh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk terhubung dengan pasar digital atau e-commerce. Namun, ia tak menjamin pelaku usaha kecil bakal sukses jika telah bergabung dengan market online.
Teten mengatakan, saat ini mayoritas pelaku UMKM di Tanah Air sudah terhubung dengan internet. Dia pun mendorong agar 100 persen UMKM bisa masuk ke pasar online.
"Sekarang kalau saya lihat dari data teman-teman e-commerce, 97 persen wilayah Indonesia bisa terhubung market place ontime. Cuma 3 persen yg belum terhubung. Sekarang kesempatan yang bagus untuk UMKM untuk bisa memanfaatkan pasar online ini," ujarnya dalam sesi teleconference bersama HIPMI Jawa Timur, Jumat (24/7/2020).
Tapi, ia memberi catatan kepada para pelaku UMKM agar jangan terlalu senang jika sudah masuk ke market online. Bersandar pada kasus lama, ia menambahkan, banyak pedagang kecil yang justru usahanya melemah di pasar digital lantaran tak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
"Bukan berarti sudah terhubung dia akan meningkat penjualannya. Bahkan ada yang terus tidak lanjut (usahanya di pasar online) dan gagal," kata Teten.
"Jadi masuk ke market online itu diperlukan kemampuan, kemampuan manajemen untuk respons cepat, sebab online dan offline itu sangat berbeda. Soalnya kebanyakan UMKM kan yang ngurus CEO. Bukan CEO kayak di perusahaan besar tapi, dia chief everything officer," tegasnya.
Advertisement
Perbesar Kapasitas Produksi
Oleh karenanya, Teten mengimbau UMKM yang mau masuk pasar online untuk memperbesar kapasitas produksinya. Itu penting untuk melayani permintaan yang lebih cepat dan besar.
Lalu, kualitas produk disebutnya harus benar-benar diperhatikan. Dia meminta agar UMKM saling berkonsolidasi menciptakan satu merek produk guna bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar yang juga telah bercokol di pasar digital.
"Di marketplace online kualitas jadi sangat penting hari ini. Bahkan brand-brand besar juga jualan di marketplace online. Jadi perlu konsolidasi brand supaya UMKM tidak saling bersaing sendiri," imbuh dia.Â