Pertamina Gelontorkan USD 105 juta untuk Bangun 3 Anjungan Lepas Pantai

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mengumumkan dimulainya pengerjaan konstruksi 3 anjungan lepas pantai untuk Lapangan Sisi Nubi dan South Mahakam.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Jul 2020, 17:40 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 17:40 WIB
Semester I 2014 Realisasi Produksi Minyak Nasional 796,5 MBOPD
Salah satu anjungan PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang ada di lepas pantai Karawang, Jabar, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi Covid-19, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mengumumkan dimulainya pengerjaan konstruksi 3 anjungan lepas pantai untuk Lapangan Sisi Nubi dan South Mahakam.

Proyek dengan investasi sebesar USD 105 juta tersebut akan mendukung 20 persen produksi WK Mahakam pada tahun 2024.

Pengumuman dimulainya pengerjaan konstruksi ini dilakukan melalui penandatanganan kontrak Engineering, Procurement, Supply, Construction and Commissioning (EPSCC) dengan PT Meindo Elang Indah (MEI).

Penandatanganan dilakukan antara PTH Direktur Utama PHM, Danar Dodjoadhi, dan Direktur PT Meindo Elang Indah, Stephanie Chan, menandatangani kontrak EPSCC tersebut, disaksikan oleh Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu, dan Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas, Erwin Suryadi.

Danar Dodjoadhi berharap produksi migas dari proyek ini akan mampu menopang 20 persen produksi WK Mahakam di tahun 2024.

“Pada saat produksi puncak, kontribusi dari ketiga anjungan ini diharapkan akan mencapai 120 MMSCFD,” katanya seperti dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (29/7/2020).

Ketiga anjungan yang akan dibangun itu adalah Jumelai yang akan dipasang di Lapangan South Mahakam, serta North Sisi dan North Nubi untuk Lapangan Sisi Nubi. Proyek yang dinamai JSN ini diharapkan selesai pada kuartal IV tahun 2021.

Dalam proyek JSN ini, PHM juga membuat berbagai upaya efisiensi dari sisi desain sehingga anjungan yang dibangun lebih ringan 66 persen, disesuaikan dengan kapasitas cadangan gas yang ada. Gas yang diproduksi dari proyek JSN ini akan disalurkan ke kilang pengolahan PT Pertamina Refinery Unit (RU) 5 di Balikpapan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sinergi Pertamina dan Kimia Farma Tekan Impor Bahan Baku Farmasi

Semester I 2014 Realisasi Produksi Minyak Nasional 796,5 MBOPD
Aktivitas rutin pekerja anjungan lepas pantai PAPA, Flowstation Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Karawang, Jabar, (28/7/2014). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) jalin kerjasama dengan PT Kimia Farma Tbk. Sinergi tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk menggali potensi kerjasama pengembangan industri penyedia bahan baku farmasi.

Sesuai arahan Pemerintah untuk mengurangi impor bahan baku farmasi, Pertamina telah menetapkan bahwa produk Petrokimia menjadi business line yang menjadi andalan di masa depan ketika terjadi transisi energi.

“Untuk itu, Pertamina mencoba identifikasi peluang untuk masuk pada bahan baku farmasi dan logistik. Dan gayung bersambut dengan Kimia Farma dan kita sudah melakukan penjajakan. Kami berterima kasih atas support Pemerintah,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati seperti dikutip dalam keternaan resmi, Sabtu (25/7/2020).

Menurut Nicke, secara teknis Pertamina telah melakukan kajian awal proyek dan selanjutnya kolaborasi bersama Kimia Farma untuk diformulasikan dalam bentuk perjanjian kerja sama.

Untuk mendukung realisasinya, Kilang Cilacap sudah dipersiapkan dan salah satunya untuk pengolahan Petrokimia menjadi bahan baku farmasi.

Setelah di Kilang Cilacap, dapat dilanjutkan di kilang lainnya dengan skala dan jenis yang lebih banyak lagi. Ini karena salah satu fokus bisnis Pertamina di masa depan adalah Petrokimia. Sebagai holding, Pertamina akan mengawal proses ini agar dapat terwujud sesuai harapan Pemerintah.

Penelitian dan Pengembangan

Kimia Farma
(foto: Liputan6.com)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir mengatakan, penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kimia Farma ini berupa sinergi kerjasama industri dalam pengembangan penyedia bahan baku farmasi. Meliputi aspek tekno-ekonomi dan aspek penelitian dan pengembangan.

“Satu hal yang menjadi fokus kami, bahwa integrasi bisnis di Holding BUMN Farmasi perlu diiringi dengan menggandeng partner strategis untuk memperkuat kemampuan kompetitif terutama dalam menjamin suplai bahan baku farmasi dan pengembangan produk Petrokimia, sehingga kami berharap dapat merasakan efisiensi dari kerjasama bisnis ini. Semoga kerjasama dengan Kilang Pertamina Internasional yang dinaungi oleh PT Pertamina (Persero) dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kita semua,”kata Honesti.

Penandatanganan MoU ini dilakukan secara virtual antara Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo. Disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Direktur Utama Holding BUMN Farmasi (PT Biofarma (Persero), Tbk) Honesti Basyir. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya