Luhut Pamer Strategi Pemulihan Ekonomi Indonesia ke Investor Jepang

Pemerintah Indonesia menggunakan strategi penarikan investasi untuk meningkatkan perekonomian Indonesia yang lesu akibat pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2020, 19:45 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 19:45 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan Program Digitalisasi Pariwisata Berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). (Dok Kemenko Marves)
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan Program Digitalisasi Pariwisata Berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). (Dok Kemenko Marves)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia menggunakan strategi penarikan investasi untuk meningkatkan perekonomian Indonesia yang lesu akibat pandemi Covid-19. Untuk itu pemerintah ingin segera mengesahkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, membuat kebijakan industrialisasi hilir dan investasi di sektor UMKM.

Luhut berharap rencana pemerintah ini berjalan dengan baik agar bisa mendorong masuknya investasi di tanah air.

“Kita berharap hal ini dapat berjalan dengan baik, dan akan mendorong lebih banyak lagi investasi ke Indonesia,” kata Luhut dalam forum virtual bertajuk 'Indonesia in the New World Economic Paradigm: Your Best Invesment Destination', Jakarta, Selasa (25/8).

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan, Indonesia tidak bisa menghindari perlambatan perekonomian global akibat penyebaran virus corona. Namun, Indonesia dianggap lebih beruntung jika dibandingkan dengan negara dengan penghasilan menengah lainnya.

Indonesia masih bisa ikut berkontribusi dalam pengujian vaksin. Dalam kondisi ini pemerintah juga melakukan penguatan protokol kesehatan. Luhut mengklaim meski tidak melakukan penutupan wilayah (lockdown) jumlah penyebaran virus saat ini mulai berkurang. Selain itu angka pasien sembuh mengalami peningkatan dan angka kematian akibat virus ini menurun.

“Indonesia mulai mengatasi situasi akibat covid-19. Kita berdoa semoga ini dapat berpengaruh baik kepada pengembangan ekonomi,” kata dia.

Terkait kebijakan fiskal, Pemerintah tetap memegang prinsip kehati-hatian. Saat ini ada dua hal penting dalam kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah. Mengalihkan belanja dari subsidi ke belanja modal dan keterlibatan Bank Indonesia dalam perekonomian nasional dengan membeli obligasi pemerintah.

"Bank Indonesia juga mendukung perekonomian dengan membeli obligasi pemerintah,” kata dia.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kurangi Energi Fosil

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. (Kemenko Kemaritiman)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mendarat di Bandara Silangit, Sumatera Utara. (Kemenko Kemaritiman)... Selengkapnya

Politikus Senior Partai Golkar ini juga mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah mengurangi ketergantungan penggunaan energi fosil. Sebagai alternatif, pemerintah mulai menggunakan biodiesel atau B30. Hasilnya, impor minyak bumi mengalami penurunan.

“Import kami terhadap crude oil menurun, oleh karena itu, kami memiliki kelonggaran untuk meningkatkan stimulus dan sementara meningkatkan defisit," sambung Luhut.

Dia menambahkan dalam meningkatkan daya beli masyarakat, pemerintah memilih memberikan bantuan stimulus lewat program jaring pengaman sosial untuk masyarakat rentan. Tak ketinggalan pelaku usaha UMKM dan perusahaan besar juga mendapatkan stimulus dengan program yang berbeda.

“Jaring pengaman sosial bagi masyarakat rentan dan dukungan bisnis untuk UKM dan perusahaan besar,” jelasnya.

Sebagai informasi, forum ini dihadiri sekitar 500 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan. Hadir pula dalam forum ini Ketua Japinda, sekaligus mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda. Bagi Indonesia, Jepang merupakan salah satu sahabat dan juga mitra perdagangan yang sangat penting.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya