Viral, Ahok Bongkar Banyak Masalah di BUMN Pertamina dan Peruri

Komisaris Utama Pertamina Ahok mengkritisi kebijakan yang diambil direksi perseroan.

oleh Athika Rahma diperbarui 16 Sep 2020, 13:21 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2020, 11:49 WIB
20161220-Sidang Lanjutan Ahok di PN Jakut-Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memasuki ruang sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Selasa (20/12). Sidang kedua Ahok mengagendakan jawaban Jaksa Penuntut Umum terhadap eksepsi yang disampaikan pada sidang pertama. (Liputan6.com/Pool/Agung Rajasa)

Liputan6.com, Jakarta - Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang biasa disapa Ahok mengkritisi kebijakan yang diambil direksi perseroan.

Ahok bilang, Pertamina memiliki kebiasaan meminjam utang untuk mengakuisisi kilang minyak di luar negeri. Padahal, menurutnya lebih baik Pertamina melakukan eksplorasi dalam negeri karena Indonesia masih punya potensi 12 cekungan yang menghasilkan minyak dan gas (migas).

Dirinya juga curiga kalau keputusan itu berkaitan dengan bagi-bagi komisi antar pihak.

"Sudah minjam duit USD 16 miliar, tiap kali otaknya minjam duit terus, saya sudah kesal. Minjam terus, akuisisi terus, kita masih punya 12 cekungan yang berpotensi minyak dan gas, ngapain di luar negeri? Jangan-jangan ada komisi," tandas Ahok, dikutip dari akun YouTube POIN, Rabu (16/9/2020).

Selain itu, Ahok bilang, pembangunan kilang minyak saat ini tidak efisien. Menurutnya, ada beberapa investor yang serius berinvestasi kilang minyak dengan Pertamina. Namun, kilang-kilang tersebut belum juga dibangun.

Oleh karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta ini bakal mengadakan rapat membahas hal ini.

"Makanya nanti saya mau rapat penting soal kilang. Berapa investor yang sudah nawarin mau kerja sama didiemin? Sudah ditawarin kenapa ditolak? Kenapa kerja seperti ini?" katanya.

"Saya lagi mau audit (proyek kilang), cuma saya emosi juga kemarin. Mereka lagi mancing saya emosi, saya emosi laporin Presiden apa? Ahok mengganggu keharmonisan," imbuh Ahok.

Selain itu, dirinya juga memprotes Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang menawarkan proyek paperless di kantor Pertamina. 

"Saya lagi paksakan tanda tangan digital (di Pertamina), tapi Peruri minta Rp 500 miliar untuk proses peperless, itu BUMN juga. Itu sama saja dapat proyek Pertamina lalu tidak mau kerja lagi, tidur 10 tahun, mau jadi ular sanca, jadi ular piton," ungkap Ahok.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ahok: Siapapun Korupsi di Pertamina, Kami Lacak

Senyum Ahok Usai Temui Jokowi di Istana
Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama tersenyum usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana, Jakarta, Senin (9/12/2019). Pertemuan tersebut Presiden meminta agar memperbaiki defisit neraca perdagangan kita di sektor petrokimia dan migas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok berbicara soal peran dan langkah yang akan diambil setelah Pertamina melakukan restrukturisasi. Salah satunya, memastikan tubuh perseroan bebas dari oknum-oknum nakal yang doyan korupsi.

Pria yang biasa disapa Ahok ini menegaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memastikan transparansi di Pertamina.

"Ada saya, transparansi kita buka. Jadi sekarang kita sudah MoU dengan KPK, KPK setiap saat bisa minta data apa saja ke kita. Kita juga kejar PPATK. Jadi sekali lagi, siapapun yang korup di Pertamina, hati-hati. Kami akan lacak Anda," ujar Ahok dalam video yang diunggah akun YouTube Pertamina, ditulis Rabu (5/8/2020).

Lebih lanjut, Ahok bilang tidak ada rahasia di Pertamina. Semua hal harus terbuka, termasuk pengelolaan keuangannya.

Kemudian, Pertamina juga tengah melakukan penghematan di sektor hulu. Ahok bilang, pihaknya akan merampingkan sektor hulu minimal 20 persen dan saat ini, proses audit sedang dilakukan. Semuanya dilakukan semata-mata untuk menyelamatkan uang Pertamina.

"Karena saya ditaruh di sini untuk menyelamatkan uang Pertamina. Saya digaji untuk menyelamatkan uang Pertamina. Ya, sudah, saya akan berupaya untuk lakukan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya