Dorong UMKM on Boarding, Kominfo Luncurkan Program Pelatihan Digital

Kominfo meluncurkan program Pelatihan Digital UMKM Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Okt 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2020, 12:20 WIB
Berburu Produk UMKM Unggulan di Pameran KKI 2019
Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan program Pelatihan Digital UMKM Indonesia yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), dan Asosiasi E Commerce Indonesia (idEA).

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, mengapresiasi diadakannya program Pelatihan Digital UMKM Indonesia sebagai wujud dan komitmen pemerintah untuk memajukan dan memperkuat serta memberdayakan UMKM dan Ultra Mikro di Indonesia.

“Program pelatihan UMKM digital Bakti merupakan program pendampingan bagi UMKM untuk melakukan onboarding khususnya yang berada di luar pulau jawa. Terutama di wilayah-wilayah Tertinggal terluar dan terdepan atau yang lebih dikenal dengan 3 T dan daerah pariwisata pariwisata super prioritas,” kata Johnny dalam Peluncuran Pelatihan Digital UMKM di Indonesia, di Jakarta, Senin (5/10/2020).

 Lanjutnya, ini ada 5 destinasi super prioritas yang menjadi titik perhatian program pemerintah yang merupakan bagian dari gerakan nasional bangga buatan Indonesia, dengan durasi program selama 2,5 bulan didukung oleh kurikulum dengan 60 model pilihan.

Kata Johnny, program ini adalah bentuk intensifikasi kegiatan pendampingan yang umumnya hanya dilakukan dalam 3 sampai 7 hari pelatihan khusus untuk 60 modul ini pendampingan akan diberikan Selama 2 bulan.

“Karenanya kita harapkan hasil dari pendampingan ini tentu akan meningkatkan peran onboarding UMKM dan Ultra mikro Indonesia. Program ini akan diikuti oleh sekitar 2 ribu UMKM dan Ultra mikro baik di level onboarding masuk ke bisnis digital maupun atau pengembangan bisnis di ruang digital,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kawasan 3T

BTS Dibangun di Daerah Terpencil
Sebuah menara BTS dibangun di Puncak Kawah ijen, Banyuwangi, Selasa (3/7). Pemasangan menara BTS tersebut dilakukan dalam rangka mendukung target kunjungan turis asing sebesar 17 juta pada tahun 2018. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Melalui program ini di kawasan 3T dan daerah pariwisata super prioritas mendapat perhatian secara khusus atas dasar komitmen Pemerintah untuk memperluas akses pemberdayaan yang lebih merata.

Lantaran saat ini hanya 5 provinsi yang mencatatkan keberhasilan onboarding, yang seluruhnya berada di Pulau Jawa, yakni di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.

“Kami juga ingin keberhasilan yang sama dirasakan oleh pegiat UMKM dan Ultra mikro yang berada di seluruh penjuru tanah air termasuk di daerah 3T dan daerah-daerah pariwisata super prioritas yang dibawa oleh program pendampingan ini adalah semangat keberagaman dan penghargaan terhadap lokalitas yang ditunjukkan dalam 2 agenda,” jelasnya.

Dua agenda yang disebut diantaranya adalah program pendampingan yang menitikberatkan pada keberagaman potensi lokal UMKM di daerah sasaran. Melalui program ini peserta diharapkan dapat memaksimalkan karakteristik dan keunikan perekonomian lokal di kawasannya sebagai nilai tambah untuk pengembangan pengembangan usahanya.

Program ini juga memberikan perhatian terhadap kondisi UMKM Ultra mikro yang beragam bagi UMKM yang masih berada di tahap awal akan diarahkan ke dalam program prioritas lokal, untuk dapat siap dan bersaing dalam skala wilayah setempat.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya