Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada hari Kamis karena dukungan dari penghentian produksi menjelang badai di Teluk Meksiko AS dan prospek lebih banyak kerugian pasokan di Norwegia.
Pekerja minyak dan gas telah menarik diri dari fasilitas produksi Teluk AS di lepas pantai karena Badai Delta diperkirakan akan meningkat menjadi badai Kategori 3 yang kuat. Hampir 1,5 juta barel produksi harian dihentikan.
Dikutip dari CNBC, Jumat (9/10/2020), harga minyak mentah Brent naik 86 sen, atau 2 persen menjadi USD 42,85 barel, setelah jatuh 1,6 pesen pada hari Rabu. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup USD 1,24, atau 3,1 persen, lebih tinggi pada USD 41,19 per barel setelah jatuh 1,8 persen pada hari Rabu.
Advertisement
"Badai Delta adalah peristiwa pasokan minyak mentah, dan dengan semua produksi Teluk Meksiko ini offline, kami mungkin akan kehilangan lebih dari 5 juta barel minyak mentah karena badai," kata Andrew Lipow, Presiden Asosiasi Minyak Lipow di Houston, Texas.
"Namun, badai tersebut berdampak terbatas pada permintaan bensin dan solar," tambahnya.
Harg minyak juga mendapat dukungan dari prospek pemadaman produksi yang lebih banyak di Laut Utara karena pemogokan pekerja. Lapangan utama Johan Sverdrup harus ditutup kecuali pemogokan berakhir pada 14 Oktober.
Kehilangan produksi mengimbangi kekhawatiran tentang permintaan, meningkatnya kasus virus corona dan meningkatnya persediaan minyak mentah AS.
Optimisme yang diperbarui atas beberapa bantuan bantuan virus corona AS juga mendukung pasar.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pernyataan Doland Trump
Setelah menutup pembicaraan mengenai kesepakatan stimulus AS yang lebih besar, Presiden Donald Trump menulis di Twitter bahwa Kongres harus memberikan dana untuk maskapai penerbangan, usaha kecil, dan pemeriksaan stimulus untuk individu, memicu harapan untuk bantuan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak menghadapi tantangan baru dari peningkatan produksi di Libya, anggota OPEC yang dibebaskan dari pemotongan produksi.
Pada hari Kamis, Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo mengatakan yang terburuk telah berakhir untuk pasar minyak.
Advertisement