3 Bank Syariah BUMN Merger, Penandatanganan Selasa Sore Ini

Akan ada 3 bank syariah BUMN yang akan disatukan yaitu BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Okt 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2020, 10:00 WIB
20160714- Bank Syariah Siap Jadi Bank Persepsi-Jakarta- Angga Yuniar
Petugas melayani nasabah di Bank Mandiri Syariah di Jakarta, Kamis (14/7). Sejumlah bank syariah mengaku siap menjadi bank persepsi, Jakarta, Kamis (14/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan menggabungkan seluruh unit usaha syariah (UUS) dan anak usaha syariah dari bank BUMN. Proses merger bank syariah BUMN tersebut dimulai hari ini.

Dalam undangan konferensi pers dari Bahana Sekuritas terkait penandatanganan merger bank syariah BUMN yang diterima Liputan6.com, Senin (12/10/2020), konferensi pers mengenai merger tersebut akan dilakukan pada Selasa sore ini.

"Bersama ini kami sampaikan Undangan Virtual Press Conference terkait Penandatanganan Conditional Merger Agreement Bank BUMN Syariah yang akan diselenggarakan Selasa, 13 Oktober 2020, pukul 15.00 WIB," tulis undangan tersebut, dikutip Selasa (13/10/2020).

Nantinya, akan ada 3 bank syariah BUMN yang akan disatukan yaitu BNI Syariah, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri.

Adapun para petinggi perusahaan yang hadir dalam konferensi pers tersebut ialah Hery Gunardi sebagai Ketua Tim Project Management Office & Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk serta Haru Koesmahargyo sebagai Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Lalu ada Sis Apik Wijayanto sebagai Direktur Hubungan Kelembagaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ngatari sebagai Direktur Utama PT Bank BRI Syariah Tbk dan Pantro Pander sebagai Direktur Bisnis Indonesia Financial Group.

Sebelumnya, Erick Thohir berencana menggabungkan bank syariah BUMN yang terdiri dari Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah pada Februari 2021.

"Kita coba sedang kaji bank-bank syariah kita ini nanti semua kita coba merger-in. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu. Bank Syariah Mandiri, BNI, dan BRI," ujar dia dalam sesi webinar, Kamis (2/7/2020) silam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Merger Bank Syariah BUMN Bisa Saingi Dubai Islamic Bank

20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Pekerja menghitung uang di BNI Syariah Jakarta, Senin (10/10). Sejalan dengan perkembangan share tersebut, kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49% (YOY), dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, rencana merger bank syariah BUMN akan memberikan dampak yang sangat besar bagi sektor keuangan syariah di Indonesia, khususnya perbankan syariah. Bila merger bank syariah BUMN dilakukan, Indonesia akan memiliki entitas bank syariah sebesar Dubai Islamic Bank di Uni Emirat Arab, yang mampu bersaing dengan bank konvensional dengan lini bisnis multi dimensi.

Hal ini dikatakan oleh CEO Grup Syailendra Asia, yang juga praktisi ekonomi syariah, Salinah Nordin. Namun ia mengingatkan bila bank syariah harus bersih dan transparan untuk bisa bersaing.

“Merger bank syariah BUMN adalah langkah positif di dalam memperkuatkan sinergi dan bisa memberikan pelayanan yang lebih bersih dan produk yang lebih menarik. Bank syariah harusnya lebih kuat, transparan dan bersih. Bank syariah di global seperti Dubai Islamic Bank, nasabahnya sangat besar dari kalangan non muslim, ini menunjukkan bahwa bank itu bersih, transparan dan sangat kompetitif dalam bersaing dengan bank konvensional,” kata Salinah dalam keterangan tertulis, Selasa (28/7/2020).

Menurut Salinah, yang terpenting dari merger bank syariah BUMN adalah adanya penerapan prosedur baru yang menjamin berbaikan pelayanan pada nasabah serta azas keterbukaan dan transparansi dalam pengelolaan dana nasabah. Bank syariah, lanjutnya, memiliki potensi besar untuk menjadi bank terbesar di Indonesia, sehingga perlu dikelola dengan sangat baik dan memperhatikan kebutuhan nasabahnya.

“Yang penting merger antar bank syariah BUMN bisa menerapkan proses dan prosedur yang terbaik untuk kualitas pelayanan pada nasabah, transparan dan bersih. Karena merger ini akan membuat bank syariah BUMN menjadi bank terbesar dan sangat kompetitif, sebutnya.

Bila dibandingkan perbankan konvensional, saat ini market share perbankan syariah masih dikisaran 6 persen. Pembiayaan atau kredit di 6,38 persen, di dana pihak ketiga atau dana masyarakat yang berhasil dihimpun dikisaran 6,7 persen.

Dari sisi aset, total aset seluruh bank syariah itu baru Rp 537 T, sedangkan perbankan konven total asetmya sudah di angka Rp 8.402 triliun. Namun, ada peluang bagi perbankan syariah untuk terus tumbuh, apalagi dari sisi pertumbuhan aset perbankan syariah selalu di angka 2 digit tiap tahunnya.

Sebelumnya, rencana merger bank syariah BUMN digulirkan oleh menteri BUMN Erick Thohir. Erick menyampaikan, dengan bergabungnya bank-bank syariah BUMN akan membuka opsi-opsi pendanaan yang lebih luas di dalam negeri. Merger ini akan dilakukan rencananya pada kuartal pertama 2021

"Untuk beberapa bank, kita juga sedang kaji, bank-bank syariah ini jadi satu. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu, Bank Syariah Mandiri, BRI, supaya juga ada opsi-opsi pendanaan bagi yang percaya bisnis syariah," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya