Adaro Optimis PLTU Batang Beroperasi Akhir 2021

Adaro optimis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang beroperasi komersial akhir 2021.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 21 Okt 2020, 12:54 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2020, 20:00 WIB
Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN
Setelah beroperasi, PLTU Batang akan menjadi pembangkit terbesar di ASEAN

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) optimis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang beroperasi komersial akhir 2021, meski sebelumnya meleset dari rencana awal karena permasalahan teknis.

Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengatakan, Adaro bersama dua mitranya Electric Power Development Co., Ltd (J-Power) dan Itochu Corporation (Itochu) yang tergabung dalamBhimasena Power Indonesia (BPI), sedang berupaya mengejar keterlambatan pengoperasian PLTU Batang.Sehingga pada akhri 2021 PLTU berkapasitas 2 X 1.000 tersebut bisa beroperasi.

"Teman dari Jepang berupaya menyelesaikan proyek ini, target akhir tahun depan berjalan," kata Garibaldi, di Jakarta, Selasa (20/10/2020).

Menurutnya, pembangunan PLTU Batang mengalami hambatan teknis. Di sisi lain, pasokan listrik dari pembangkit sedang berlebih akibat permintaan konsumsi listrik menurun karena berkurangnya aktivitas penggunaan listrik.

"PLTU Batang, memang suatu project memang ada hambatan teknis dan sebagainya, pihak PLN dalam hal ini katakanlah bahwa kita kan tau kondisi PLN saat ini over," tuturnya.

Dia melanjutkan, keterlambatan pengoperasian PLTU Batang tidak mengganggu kelistrikan PLN, sebab seimbang dengan kondisi konsumsi listrik yang turun. Adaro pun sedang melakukan pembicaraan dengan PLN untuk mematangkan pengoperasian PLTU Batang.

"Bukan kita pengen ada keterlambatan, di lain sisi di luar yang direncanakan keterlambatan ini waktunya pas, kita akan kejar kita masih dalam pembicaraan detail dengan PLN kita harap di akhir tahun depan proyek Batang berjalan," tutupnya.

Untuk diketahui, PLTU Batang ditargetkan beroperasi pada akhir 2020. Pembangunan Proyek PLTU Batang 2x1.000 MW memerlukan dana sebesar USD 4,2 miliar.

Operator pembangunan PLTU tersebut adalah PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), yaitu perusahaan patungan yang didirikan tiga perusahaan: Electric Power Development Co., Ltd (J-Power), PT Adaro Power, dan Itochu Corporation (Itochu).Adaro Power memiliki porsi 34 persen dalam proyek tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PLTU Gorontalo Beroperasi, Investasi Diprediksi Mengalir Deras

2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Gorontalo, dengan kapasitas 2x25 Mega Watt (MW) yang berlokasi di Desa Ilangata, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

“PLTU Gorontalo diharapkan dapat mendorong tumbuhnya investasi berupa industri dan bisnis sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Apabila industri semakin besar maka akan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di Gorontalo,” kata Suharso dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/8/2020).

Menurutnya, tambahan pasokan listrik dari PLTU Gorontalo meningkatkan daya mampu listrik sub sistem kelistrikan Gorontalo menjadi 176 MW dengan beban puncak sebesar 98 MW. Sehingga terdapat cadangan daya sebesar 78 MW yang dapat digunakan untuk mendukung investasi.

Ucap Suharso, pasokan listrik dari PLTU Gorontalo juga dapat digunakan untuk melistriki 138.889 pelanggan rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere.

Dalam kesempatan yang sama General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Utara (UIP Sulbagut), Mimin Insani, mengatakan beroperasinya PLTU Gorontalo juga menurunkan Biaya Pokok Produksi (BPP) melalui penghematan penggunaan BBM sebesar 130,5 kiloliter/hari.

“Hingga awal Agustus, PLTU Gorontalo telah memproduksi energi listrik lebih dari 350 Juta kWh," ujar Mimin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya