Wall Street Ditutup Anjlok Usai Lonjakan Kasus Covid-19

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 157,51 poin atau 0,6 persen di level 26.501,60.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Okt 2020, 06:35 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2020, 06:30 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) jatuh pada perdagangan Jumat, dipimpin oleh saham perusahaan teknologi utama. Wall Street menutup minggu yang sulit di mana kasus virus corona meningkat, pembicaraan stimulus fiskal AS macet dan pedagang bersiap untuk pemilihan presiden minggu depan.

Dikutip dari CNBS, Sabtu (31/10/2020), Dow Jones Industrial Average ditutup turun 157,51 poin atau 0,6 persen di level 26.501,60. Pada satu titik, Dow turun lebih dari 500 poin. S&P 500 turun 1,2 persen menjadi 3.269,96 dan Nasdaq Composite turun 2,5 persen menjadi 10.911,59.

Saham Dow dan S&P 500 masing-masing turun 6,5 persen dan 5,6 persen, serta membukukan kerugian mingguan terbesar sejak Maret. Nasdaq kehilangan lebih dari 5 persen selama periode waktu itu dan juga memiliki kinerja satu minggu terburuk sejak Maret.

Kerugian mingguan itu terjadi ketika rata-rata kasus virus corona baru di AS mencapai titik tertinggi sepanjang masa minggu ini, menurut data dari Universitas Johns Hopkins. Di Eropa, Jerman dan Prancis mengumumkan langkah penguncian (lockdown) baru untuk mengekang penyebaran virus.

"Stimulus kebijakan besar-besaran, perkembangan medis yang positif dan harapan yang tinggi untuk kembali ke tingkat aktivitas ekonomi sebelum pandemi telah memberikan dorongan yang kuat ke pasar ekuitas," tulis ahli strategi di MRB Partners dalam sebuah catatan.

"Namun, memuncaknya pembatasan ekonomi baru, terutama di Eropa, meskipun dapat diperkirakan dan dalam respons yang terlambat terhadap percepatan kembali infeksi COVID-19, hanya menarik perhatian investor minggu ini, memicu kerugian tajam," lanjut catatan tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan Sebelumnya

saham-wall-street-131104d.jpg
Wall Street

Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini kembali menguat setelah mengalami tekanan yang sangat dalam pada sesi perdagangan sebelumnya.

Saham-saham sektor teknologi menjadi pendorong utama kenaikan. Sentimen pendorong Wall Street adalah data ekonomi yang ternyata lebih baik dari perkiraan awal para analis dan pelaku pasar.

Mengutip CNBC, Jumat (30/10/2020), S&P 500 naik 1,2 persen menjadi 3.310,11 dan Nasdaq Composite naik 1,6 persen menjadi 11.185,59. Untuk Dow Jones Industrial Average ditutup 139,16 poin lebih tinggi atau naik 0,5 persen menjadi 26.659,11.

Pada perdagangan Kamis ini menandai kenaikan harian pertama untuk indeks acuan Dow Jones dalam lima hari. S&P 500 bergerak datar dalam tiga hari sebelumnya.

Saham Amazon dan Apple masing-masing naik 1,5 persen dan 3,7 persen. Alphabet ditutup 3,1 persen lebih tinggi dan Facebook menguat hampir 5 persen.

Enam dari 11 sektor dalam indeks S&P 500 naik lebih dari 1 persen, termasuk layanan teknologi dan komunikasi. Sedangkan saham Netflix melonjak lebih dari 5 persen setelah perusahaan mengumumkan akan menaikkan harga kepada pelanggan AS.

Amazon dan Alphabet melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan setelah laporan yang dikeluarkan oleh Facebook. Sedangkan Apple dijadwalkan untuk mengeluarkan laporan kinerja lada Kamis malam waktu setempat.

Harapan besar diberikan kepada saham-saham sektor teknologi terutama Apple. Karena memang sektor ini yang selama ini menjadi penggerak Wall Street.

“Harapan akan selalu tinggi ketika harga saham mendekati level tertinggi dalam 52 minggu. Ini adalah perusahaan yang berkualitas,” kata analis Strategic Wealth Partners Nate Fischer.

"Orang-orang selalu membicarakan tentang saham yang menjadi pendorong. Ini tidak bisa lepas dari teknologi. Jadi, sulit untuk mengalihkan pandangan Anda dari mereka." tambah dia.

Lebih dari 260 perusahaan yang melantai di Wall Street telah melaporkan pendapatan kuartal ketiga sejauh ini. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, 85 persen telah melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya