Ajaib Luncurkan Investasi Saham AS, Apa Saja Keunggulannya?

Ajaib meluncurkan fitur investasi saham perusahaan Amerika Serikat (AS) dengan promo biaya transaksi 0%. Fitur ini hadir ketika pasar saham AS sedang mengalami momentum positif.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Feb 2025, 07:23 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2025, 07:23 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ajaib Alpha, bagian dari Ajaib Group, mengumumkan peluncuran fitur investasi saham perusahaan Amerika Serikat (AS) dengan promo biaya transaksi 0%. Fitur ini hadir ketika pasar saham AS sedang mengalami momentum positif.

Selain investasi di berbagai saham Amerika Serikat, investor juga dapat berinvestasi di aset global lainnya termasuk kripto dan futures dalam satu aplikasi investasi global Ajaib Alpha.

"Setelah menjadi pilihan jutaan investor saham Indonesia dan aset kripto, Ajaib kini menghadirkan akses investasi ke pasar saham Amerika Serikat sebagai bagian dari produk derivatif keuangan melalui aplikasi investasi global Ajaib Alpha. Dengan fitur ini, investor dapat mengakses saham-saham perusahaan terkemuka di dunia seperti NVIDIA, Tesla dan Google. Hal ini sesuai dengan misi Ajaib untuk menyambut generasi baru ke layanan keuangan modern," kata Co-Founder dan CEO Ajaib Group, Anderson Sumarli dikutip Rabu (5/2/2025).

Ratih Mustiko, Financial Expert Ajaib mengatakan, “Sepanjang tahun 2024, Indeks Nasdaq naik +29%, S&P 500 menguat +23%, dan Dow Jones Industrial Average +13%, menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan.

Kebijakan ekonomi Presiden Trump, seperti tarif impor, insentif pajak hingga suku bunga rendah, juga turut mendorong optimisme pasar kedepan. Oleh karena itu, ini saat yang tepat bagi investor Indonesia untuk mempertimbangkan investasi di saham AS. Diversifikasi ke pasar saham AS juga membantu investor meningkatkan potensi keuntungan dan mengelola risiko."

Ajaib Alpha menawarkan berbagai keunggulan untuk investasi saham AS, antara lain:

  • Biaya Transaksi 0%: Nikmati kemudahan berinvestasi saham AS dengan promo biaya transaksi 0%
  • Tersedia Lebih Dari 600+ Pilihan Saham: Ajaib Alpha menyediakan akses ke lebih dari 600 saham perusahaan-perusahaan terkemuka di AS, termasuk Meta, Amazon dan Apple.
  • Investasi Mulai Dari 1 USD: Investor dapat memulai investasi dengan modal yang terjangkau, mulai dari 1 dolar AS.
  • ⁠Aman dan Berizin: Ajaib telah terdaftar dan diawasi oleh OJK, sehingga keamanan dana dan aset investor terjamin.

"Ajaib Alpha juga berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi keuangan dan investasi untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia melalui berbagai program edukasi. Selain Ajaib Alpha, Ajaib Group juga menyediakan akses investasi ke instrumen seperti reksadana, saham dan obligasi melalui aplikasi Ajaib. Harapannya, dengan akses investasi yang semakin lengkap serta didukung layanan aman serta program literasi, generasi muda Indonesia semakin dekat dalam mewujudkan impian finansial mereka," tutup Anderson.

Bahlil Ancam Batasi Ekspor Batu Bara, Bagaimana Nasib Emiten Batu Bara?

FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Layar komputer menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan ultimatum bakal membatasi ekspor batu bara Indonesia. Lantaran harga batu bara Indonesia terus mendapat tekanan di pasar global, padahal berkontribusi sangat besar untuk kebutuhan dunia.

Pernyataan tersebut memunculkan reaksi beragam di pasar modal. Indonesia sendiri merupakan salah satu eksportir utama batu bara dengan volume ekspor mencapai 555 juta ton pada 2024, memiliki peran signifikan dalam pasokan global, menyuplai sekitar 30-35% dari konsumsi dunia. Jika ekspor dibatasi, pasokan batu bara global akan berkurang, yang berpotensi mendongkrak harga komoditas ini.

Namun, Pengamat pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana menilai kebijakan ini juga bisa berdampak negatif bagi emiten batu bara domestik yang sangat bergantung pada ekspor. Terutama dalam hal pendapatan dan profitabilitas.

"Perusahaan yang memiliki eksposur besar ke pasar ekspor seperti ITMG dan INDY akan menjadi yang paling terdampak. Jika ekspor dibatasi, pendapatan mereka bisa tergerus, berimbas pada laba bersih dan valuasi saham," kata Hendra kepada Liputan6.com, Selasa (4/2/2025).

 

Emiten Terdampak Pembatasan Ekspor Batu Bara

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebaliknya, emiten yang memiliki pangsa pasar domestik lebih besar atau memiliki kontrak penjualan jangka panjang dengan harga tetap akan lebih terlindungi dari efek kebijakan ini. Selain itu, tekanan terhadap harga saham juga menjadi perhatian utama.

Saat ini, Hendra mencatat AADI memiliki Price to Earnings (PE) Ratio paling rendah di 2,48x, jauh lebih murah dibandingkan ITMG (5,30x) dan INDY (12,07x), menunjukkan bahwa saham ini memiliki valuasi menarik dibandingkan dengan laba bersihnya.

Namun, dari sisi Price to Book Value (PBV), INDY mencatat angka 0,45x. Menunjukkan valuasi paling murah dibandingkan nilai bukunya, meskipun tekanan terhadap arus kas masih menjadi tantangan utama.

Dalam konteks harga batu bara global, jika ekspor benar-benar dibatasi, maka harga batu bara berpotensi naik karena berkurangnya pasokan. Namun, dalam jangka panjang, kebijakan ini juga bisa merugikan industri batu bara Indonesia jika negara lain seperti Australia atau Rusia mengambil alih pasar yang selama ini dikuasai Indonesia.

"Oleh karena itu, meskipun pembatasan ekspor bisa menjadi katalis positif bagi harga batu bara global, langkah ini juga bisa mengurangi daya saing Indonesia sebagai eksportir utama," jelas Hendra.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya