Kementan Loloskan Pelepasan Calon Varietas Padi Sawah Protein Tinggi

Varietas unggul hasil pemuliaan atau introduksi sebelum disebarluaskan ke masyarakat luas, harus dilepas terlebih dahulu oleh Menteri Pertanian.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2020, 16:55 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2020, 16:51 WIB
Variteas Padi.
Kementerian Pertanian (Kementan) meloloskan 15 calon varietas tanaman pangan untuk dilepas sebagai varietas unggul. Dok Kementan

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) meloloskan 15 calon varietas tanaman pangan untuk dilepas sebagai varietas unggul melalui sidang evaluasi dan penilaian calon varietas tanaman pangan.

Salah satunya adalah padi sawah protein tinggi yang tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat semata, tetapi juga fungsi kesehatan dengan kadar protein tinggi.

Pada acara sidang evaluasi dan penilaian calon varietas, Takdir Mulyadi, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan selaku Wakil Ketua Tim Penilai Varietas Tanaman Pangan (TPVTP) mengatakan, 15 calon varietas yang direkomendasi untuk dilepas sebagai varietas unggul berasal dari 3 komoditas yakni 4 calon varietas padi sawah inbrida, 8 calon varietas jagung hibrida, dan 3 calon varietas kedelai.

Setelah terpenuhinya persyaratan pelepasan varietas oleh Lembaga Pemulian, Tim TPVTP segera merekomendasikan untuk diusulkan dilepas dan diterbitkan SK Menteri Pertanian sebagai varietas unggul Nasional.

Lebih lanjut Takdir, menegaskan varietas unggul hasil pemuliaan atau introduksi sebelum disebarluaskan ke masyarakat luas, harus dilepas terlebih dahulu oleh Menteri Pertanian.

Dengan adanya pelepasan varietas, Takdir berharap calon varietas yang dihasilkan dapat dikembangkan secara luas di masyarakat sehingga dapat mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, terlebih di tengah pandemic Covid 19 ini, trend hidup masyarakat sudah bergeser mengarah untuk mengkonsumsi pangan sehat.

Secara rinci, Andi Muhammad Saleh, Kasubdit Pengembangan Varietas menyebut, untuk padi salah satunya adalah calon varietas padi protein tinggi mencapai 10,72 persen, usulan dari Konsorsium Padi Nasional dan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi dengan keunggulan daya hasil tinggi (9,71 GKG ton/Ha).

Ini melebihi Ciherang, serta memiliki stabilitas hasil tinggi, tahan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) patotipe IV dan VIII dan Blas ras 033 dan 073. Keunggulan lainnya, tahan rebah.

 

Jagung Hibrida

Kementan
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, saat panen jagung di Sekolah Lapang IPDMIP di Desa Parsipuran, Kecamatan Pulung, Humbang Hasundutan, Sumut, Rabu (28/10/2020). (Ist)

Sedangkan jagung hibrida yang direkomendasikan adalah calon varietas yang akan diusulkan oleh Balitsereal, PT. DuPont Indonesia, PT. Makmur Sejahtera Nusantara, PT Syngenta Indonesia, dan PT Premier Seed Indonesia. Untuk Kedelai usulan dari Balitkabi dan BATAN.

Hingga tahun 2019, Kementan telah melepas sejumlah 350 varietas padi inbrida, 104 varietas padi hibrida, 58 varietas jagung komposit, 245 jagung hibrida, 96 varietas kedelai, 30 varietas sorgum, 13 varietas gandum, 19 varietas ubi kayu, 40 varietas ubi jalar, 51 varietas kacang tanah, 26 varietas kacang hijau, dan 1 varietas talas.

Sedangkan sejak Januari hingga Oktober 2020, Kementan telah melepas sejumlah 18 varietas padi inbrida, 4 varietas padi hibrida, 1 varietas jagung komposit, 10 jagung hibrida, 4 varietas kedelai, 1 varietas ubi kayu, 1 varietas talas beneng dan 1 varietas Porang.

Hal ini selaras dengan arahan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, Kementan di bawah kepemimpinan Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus dorong penggunaan varietas unggul baru (VUB).

“Dipastikan VUB ini dapat menjadi faktor utama mendukung peningkatan produksi dan produktivitas serta ekspor pangan khususnya beras nasional," papar Suwandi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya