Penawaran SUN Tembus Rp 66 Triliun, Diwarnai Wait and See Pemilu AS

Pemerintah melaksanakan lelang Surat Utang Negara pada hari ini, Selasa 3 November 2020.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Nov 2020, 20:45 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 20:45 WIB
Ilustrasi Obligasi
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melaksanakan lelang Surat Utang Negara pada hari ini, Selasa 3 November 2020. Adapun seri yang dilelang yakni, SPN12210205 (reopening), SPN12211104 (new issuance), FR0086 (reopening), FR0087 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (reopening) dan FR0076 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Dilansir dari laman Direktorat Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Selasa (3/11/2020), total nominal yang dimenangkan dari tujuh seri yang ditawarkan tersebut adalah Rp 29,5 triliun.

Direktur Surat Utang Negara , DJPPR, Kemenkeu, Deni Ridwan mengatakan, hasil lelang ini diwarnai aksi wait and see investor terkait hasil Pemilu di Amerika Serikat. Namun demikian, incoming bids cukup besar mencapai Rp 66,27 triliun dengan bid to cover ratio sebesar 2,24 kali.

“Incoming bids terbesar masih belum berubah dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya yaitu pada tenor 10, 15 dan 5 tahun.,” kata Deni.

Dalam catatannya, imbal hasil yang ditawarkan oleh investor pada lelang pada hari ini cukup kompetitif. Tercermin dari penurunan WAY untuk tenor 10 dan 15 tahun sebesar 10 dan 11 bps dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.

“Dengan mempertimbangkan incoming bids pada lelang hari ini, yield /imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan sampai dengan akhir tahun termasuk untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional,” tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pemerintah Kembali Terbitkan Surat Utang Danai Penanganan Covid-19

obligasi-131001b.jpg
Surat Utang.

Pada hari ini Pemerintah telah melakukan penerbitan empat seri Surat Utang Negara (SUN) dengan cara Private Placement kepada Bank Indonesia, dengan jumlah total nominal penerbitan sebesar Rp 84,4 triliun. Penerbitan SUN hari ini merupakan transaksi yang ketiga untuk pemenuhan sebagian pembiayaan Public Goods.

Total kebutuhan pembiayaan Public Goods adalah sebesar Rp 397,56 triliun. Dimana pembiayaan tersebut meliputi pembiayaan untuk belanja kesehatan, perlindungan sosial, serta pembiayaan sektoral Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam rangka penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Adapun jenis SUN yang diterbitkan yakni Variable Rate (VR) sebanyak empat seri, diantaranya VR0042, VR0043, VR0044, dan VR0045. Tanggal jatuh tempo dari keempat seri ini secara urut mulai dari 28 September 2025, 28 September 2026, 28 September 2027, dan 28 September 2028.

Total nominal dari masing-masing seri sebesar Rp 21,1 triliun, dengan kupon tiga bulan pertama masing-masing seri sebesar 3,84002 persen.

Selanjutnya, penerbitan SUN dan/atau SBSN baik untuk Public Goods maupun Non-Public Goods dalam rangka penanggulangan COVID-19 dan PEN akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Sebagai informasi, transaksi ini dilakukan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia nomor 347/KMK.08/2020 dan 22/9/KEP.GBI/2020 tanggal 20 Juli 2020 tentang Skema dan Mekanisme Koordinasi Pembelian SUN dan/atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) oleh Bank Indonesia di Pasar Perdana dan Pembagian Beban Biaya dalam rangka Pembiayaan Penanganan Dampak Pandemi COVID-19 dan PEN, serta sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang SUN dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.08/2019 tentang Penjualan SUN Dengan Cara Private Placement. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya