Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam (Persero) Tbk sedang gencar mencanangkan transformasi perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Salah satunya dengan mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, dalam melakukan transformasi bisnis ke energi terbarukan, pihaknya sudah menginstalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bekerja sama dengan Angkasa Pura II. PLTS tersebut dibangun di bandara-bandara kelolaan AP II.
Baca Juga
Sebagai tahap awal, PLTS dibangun di bandara Soekarno-Hatta. PLTS tersebut berupa 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Advertisement
"Sebagaimana yang diharapkan pemerintah, kita mulai merintis pembangunan PLTS tenaga surya dan kita sudah berhasil membangun di Angkasa Pura II," ujar Arviyan dalam konferensi pers virtual, Jumat (6/11/2020).
Jika nantinya berjalan dengan lancar, instalasi PLTS ini juga akan dilakukan secara bertahap di seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura, baik Angkasa Pura I maupun II.
Selain dengan Angkasa Pura, Bukit Asam juga akan menggarap proyek pembangunan PLTS lainnya yakni di Ombilin, Sumatera Barat, yang dilakukan di lahan pasca tambang. Nantinya, akan terpasangan PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW.
"Diharapkan proyek ini rampung pada tahun 2023 atau 2024," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Di Tengah Pandemi, Bukit Asam Untung Rp 1,7 Triliun di Kuartal III-2020
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan kinerja positif hingga kuartal III 2020 terlepas dari dampak pandemi Covid-19 serta menurunnya harga batu bara dunia.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun hingga 30 September 2020.
"Tentu ini suatu yang harus kita syukuri, tidak banyak perusahaan baik perusahaan publik maupun non publik, baik BUMN dan non BUMN, baik perusahaan kecil maupun besar yang bisa untung di era ini, kita termasuk perusahaan yang bisa mencapai keuntungan Rp1,7 triliun di September 2020," kata Arviyan dalam konferensi pers virtual, Jumat (6/11/2020).
Adapun, dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 12,8 triliun. Aset perusahaan tercatat masih kuat berada di angka Rp 24,5 triliun, dengan komposisi kas dan setara kas termasuk deposito berjangka (lebih dari 3 bulan) sebesar Rp 6,1 triliun atau 25 persen dari total aset.
Dari sisi produksi, PTBA mampu memproduksi 19,4 juta ton batu bara hingga September 2020 atau 77 persen dari target tahun ini yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton. Kinerja angkutan batu bara juga menunjukkan performa yang terjaga dengan kapasitas angkutan batu nara tercatat mencapai 17,7 juta ton.
Menurut Arviyan, kinerja PTBA hingga kuartal III- 2020 masih terdampak oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi energi akibat diberlakukannya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India. Begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas Bukit Asam.
Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak turunnya penyerapan batu bara domestik.
Advertisement