Pembangunan Trase LRT Tahap I Sepanjang 44 Km Rampung

Adhi Karya selaku kontraktor LRT Jakarta merampungkan pembangunan trase LRT tahap pertama.

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Nov 2020, 11:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2020, 11:30 WIB
Hari Pertama Pengoperasian LRT Secara Komersial
Dua rangkaian kereta LRT melintas dari dan menuju Stasiun Velodrome, Jakarta, Minggu (1/12/2019). Kereta LRT Jakarta rute Velodrome-Kelapa Gading beroperasi secara komersial mulai hari ini (1/12) dengan tarif Rp5.000 flat untuk sekali perjalanan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya selaku kontraktor LRT Jakarta merampungkan pembangunan trase LRT tahap pertama. Hal ini ditandai dengan pengecoran atau penyambungan bentang panjang terakhir yang terletak di Stasiun Dukuh Atas, Kuningan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan apresiasinya atas rampungnya pengerjaan LRT tahap pertama ini.

"Hari ini, kita lakukan kegiatan yang membanggakan, dimana hari ini pengecoran terakhir dari satu kegiatan yang besar dan diberikan rekor MURI juga sudah rampung," kata Menhub Budi dalam konferensi pers virtual, Rabu (11/11/2020).

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi menyebutkan, bentang ini memiliki panjang 218 meter dan dibangun di atas parkiran bawah tanah (basement).

"Alhamdulillah, kita bisa pasang longspan terakhir, yang menandakan seluruh pekerjaan konkret di atas untuk LRT Jabodebek tahap 1 sudah selesai dan sesuai rencana waktu yang ditetapkan," kata Entus.

Entus menjelaskan, pembangunan LRT tahap pertama ini terdiri dari 3 trase. Pertama, lintasan Cawang-Cibubur. Kedua, lintasan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas dan ketiga, lintasan Cawang-Bekasi Timur. Seluruh trase ini memiliki panjang 43,057 km.

Selain itu, Adhi Karya juga menorehkan 3 rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) atas 3 prestasi.

"Penggunaan U-shaped Girder untuk LRT Jabodebek, alhamdulillah, merupakan sejarah karena kita dapat rekor MURI karena terpanjang, 40 km," katanya.

Lanjut Entus, produksi U-shaped Girder ini juga menjadi yang pertama yang diimplementasikan pada proyek sistem jalur kereta. Kemudian, rekor MURI juga ditujukkan karena dalam pelaksanaannya, Adhi Karya dapat melakukan seri pengiriman terberat U-shaped Girder untuk sistem jalur kereta tanpa kecelakaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Uji Coba Sistem Persinyalan LRT Jabodebek Berjalan Mulus

LRT Jakarta
Rangkaian kereta LRT melintas di Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta, Rabu (27/11/2019). Moda transportasi massal Light Rail Transit atau LRT Jakarta akan beroperasi komersial per 1 Desember 2019 dengan tarif yang ditetapkan sebesar Rp5.000 untuk sekali perjalanan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Kementerian Perhubungan bersama 4 BUMN (Len Industri, Adhi Karya, INKA, KAI) melakukan uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek dengan kereta melalui lintas Stasiun TMII – Stasiun Harjamukti (4/11). Uji coba LRT Jabodebek kali ini dimaksudkan untuk menguji sistem operasi Grade of Otomation 0 (GOA 0) sebagai fase awal menuju sistem otomasi GOA 3.

Diinisiasi oleh PT KAI, agenda uji coba dihadiri oleh PPK LRT Kementerian Perhubungan Ferdian, Direktur Operasi I Len Industri Linus Andor Mulana Sijabat, Direktur Operasi 2 Adhi Karya Punjung Setya Brata, Direktur Operasi PT INKA (Persero) I Gede Agus Prayatna, dan Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha Jeffrie N. Korompis.

“Kita melakukan uji coba terhadap sistem operasi yang sudah kita pasang di sini, di mana yang mengerjakan adalah dari Len Industri dan dari Siemens. Pada hari ini kita berangkat sudah menggunakan sistem operasi GOA 0, di mana sistem otomasi belum dibuktikan, tetapi secara full sinyal merah, kuning, hijau itu sudah sesuai dengan standar-standar pengoperasian KAI,” jelas Ferdian dalam sambutannya, Sabtu (7/11/2020).

Sementara itu Linus menjelaskan, secara keseluruhan kegiatan pengujian hari ini dari Stasiun TMII - Stasiun Harjamukti dan sebaliknya bisa berjalan dengan baik.

"Len Industri dalam pembangunan LRT Jabodebek secara keseluruhan berperan dalam manajemen proyek, instalasi, pengujian dan pengawasan, suport engineering, serta pengadaan material lokal," tambah Linus.

Dalam pembangunannya, Len Industri menggarap sistem persinyalan LRT Jabodebek dan Len Railway Systems (anak perusahaan Len Indsutri) menggarap PSD (Platform Screen Door) sebagai mekanisme pengamanan penumpang LRT Jabodebek .

Menurut Linus, LRT Jabodebek memiliki potensi besar menjadi solusi transportasi Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) dan untuk menjawab kebutuhan transportasi masyarakat Jakarta. LRT akan menjadi moda transportasi sehari-hari dalam memobilisasi masyarakat dari permukiman menuju pusat Jakarta.

Sistem pengoperasian LRT akan lebih efektif karena menggunakan sistem yang lebih canggih. LRT akan bergerak tepat waktu dengan penjadwalan yang sistematis. Karena itulah, LRT dengan kapasitas 720-1200 penumpang per rangkaian, kereta akan bisa mempercepat waktu tunggu atau headway hingga kurang dari 3 menit.

Pembangunan LRT dilakukan secara elevated karena untuk menghindari besarnya masalah pembebasan lahan dan menghindari terhambatnya perjalanan karena adanya perlintasan sebidang yang tentunya berpotensi menimbulkan kemacetan.

Pimpinan proyek LRT Jabodebek PT Len Industri, Yadi Ramdani menambahkan, dalam proyek LRT Jabodebek pihaknya sudah mensuplai produk dan perangkat seperti tiang sinyal, tiang access point, marker board, rodding point machine, tiang ETS, power distribution cabinet, dan rack server videowall.

"Sementara untuk sistem interlocking menggunakan TrackGuard Westrace dan CBTC TrainGuard MT dari Siemens,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya